Ukhti, Don’t give up !
Jika hati sudah meleleh/Pikiran buntu tak temukan jalan/
Maka tubuh pun seolah remuk tak berbentuk
******
majalahdrise.com - Driser, pernah ngga ngerasain pikiran mumet banget? Berasa di pundak
ini memikul berkilo-kilo beban penderitaan. Penyebabnya macem-macem. Nilai
jeblok, kehilangan sahabat sampai putus ama kekasih hati. Di akhir tahun ajaran
atau semester, korban ‘frustasi’ biasanya banyak menimpa kita-kita loh. Terutana saat nilai ujian akhir diumumkan dan ternyata tak sesuai
harapan, ya ampyuuunnn…. Cilaka dua
belas! Dunia serasa mau runtuh. Ada yang nangis-nangis, teriak-teriak sampai
kejang-kejang. Kegagalan itu menyakitkan, kawan!
Hemmm…. Iyah, kegagalan memang menyakitkan. Sesak dan nusuk
banget. Ngomong-ngomong soal kegagalan, Alga jadi inget sama Rasulullah SAW,
sebagai teladan yang agung juga sosok yang sabar dalam segala dera. Dalam
dakwahnya, berkali-kali rasul ditolak oleh para pemuka kabilah. Semua mencemooh
dan termakan dengan hasutan para penghasut. Bahkan ketika rasul datang ke bani
thaif untuk meminta nusroh (pertolongan),
pemuka bani thaif malah menyuruh orang-orang bodoh dan anak-anak untuk
melempari rasul layaknya orang gila yang masuk ke kampung orang. Masya Allah!
tega bener tuh orang-orang. Meski sudah diperlakukan dengan sadis, ngga pernah
rasul berputus asa. Orang-orang jahil tersebut malah didoakan supaya cepat
sadar dan rasul bangkit dengan strategi berikutnya, walau hati rasul sempat
sedih mendapat penolakan yang sedemikian rupa. Begitulah orang-orang besar.
Mereka hidup dengan jiwa yang besar, tidak keok
ditimpa ‘kegagalan’.
Sebenarnya kegagalan itu tidak perlu ditakuti. Angkatlah
ia menjadi teman, sebab tidak ada orang yang bisa mengelak sepenuhnya dari kegagalan.
Lalu, seperti apakah mengangkat kegagalan sebagai teman? (Baca teroossss ya…)
****
FAILURE QUOTIENT FOR UKHTI FILLAH
Failure Quotient, Apaan tuh? Failure Quotient alias kecerdasan kegagalan adalah
kemampuan seseorang dalam mengelola rasa takut, ketidaknyamanan, depresi akibat
kegagalan yang menimpanya sehingga berubah menjadi energi positif yang
membangkitkan. Kegagalan yang biasanya menjadi momok bagi banyak orang, secara
‘simsalabim’ bisa diubah menjadi semangat dengan menghadirkan failure quotient
dalam diri kita. Tangis
berubah menjadi senyum. Energi negatif diubah menjadi energi positif (Duehh… berasa lagi belajar fisika nih, hehe).
Woi, walaupun kita ini cewe-cewe yang identik dengan sisi melankolis…. tapi
bukan berarti boleh cengeng. Apalagi berujung pada putus asa. Wehh… alamat
sesat, sist!
Mereka menjawab,’Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu
dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa’.
Ibrahim berkata,’Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmad Tuhannya,
kecuali orang-orang yang sesat’ (TQS. Al-Hijr: 55-56)
Hii… syerem euy. Kalo
udah kena virus ‘putus asa’, dunia berasa gelap. Harapan-harapan bisa pupus. Wuss.. Lihat aja kasus bunuh diri yang
menimpa kalangan remaja. Biasanya karena hilangnya harapan dan berharap pada
mimpi kosong. Syaithan menggembosi kita untuk kalut dan ragu menghadapi hari
esok. Maka mulailah kita berburuk sangka pada segala sesuatu. Nah, yang paling
parah, kita berburuk sangka pada Allah ta’ala. Jangan sampe deh sist!
Ukhti yang Alga sayangi, Masa sih kita buruk sangka pada
Allah yang sudah demikian baik? Semua udah DIA beri. Kehidupan, usia, rizqi dan
buanyaaakk lagi. Nafas gratis, paru-paru gratis, ginjal gratis, coba kalo
bayar?? Hehehe. So,….
Never Give Up! Kita
pasti bisa hadapi setiap kegagalan. Karena Allah bersama kita, yup! [Alga Biru]
BOX
TANGGA KESUKESAN
Tangga kesuksesan itu
ngga panjang kok. Ini urutannya: gagal - introspeksi -bangkit lagi. Setiap anak
tangga ini kita yang memilih. Saat gagal, pilih meratapi atau introspeksi.
Setelah introspeksi pilih bangkit lagi atau berdiam diri. Setelah bangkit, mau
belajar dari kegagalan atau mengulanginya. Berikut ini kiat-kiat bangkit dari
kegagalan demi meraih kesuksesan:
Pertama, Cintai dirimu.
Terimalah diri kita, baik
kelebihan maupun kekurangan. Siapa lagi yang bisa menghargai kita selain diri
kita sendiri? Nah, darisanalah harapan akan terbit. Optimisme akan melahrikan
kekuatan tiada banding.
Kedua, Aktualisasi kegagalan.
Gagal bukanlah aib. Orang
yang gagal dalam banyak usaha untuk sukses lebih baik ketimbang orang yang ngga
pernah gagal karena takut mencoba. So, jangan minder karena pernah gagal.
Pilihan ada di tangan kita: berjuang dan menang atau menyerah dan kalah.
Ketiga, Ambil Hikmahnya.
Kegagalan adalah ajang
pembelajaran. Kita baru tahu manisnya perjuangan ketika ada ‘action’, bukan
cuma konsep. Dari ‘action’ tadilah kita mendapat pelajaran mental, psikis dan
spiritual. Dari aksi nyata, kita akan bercermin dan langkah berikutnya akan
lebih mawas dan tampil memukau. [Alga
Biru]
di muat di majalah drise edisi 10
Tidak ada komentar