Berawal dari sebuah kegagalan
Kriteria seorang pemenang
sejati; nggak akan rapuh hanya
karena sebuah kekalahan. Nggak rela mati
meski hidupnya selalu menemui kegagalan.
Tetap bersabar. Jalani semua dengan
penuh ketenangan plus keikhlasan, terus
senyum deh!
Pasti semuanya bisa
terasa lebih ringan. Hingga sampailah kita
pada tujuan akhir
yang diharapkan. Believe it! Itulah
juga yang Jepang terapkan demi menjadi
sebuah bangsa yang berdiri kembali setelah kekalahan
dan keterpurukan menyayat
gharizah baqa' mereka. Menginjak
mereka serta menyadarkan mereka, bahwa hidup itu memanglah harus disertai
dengan perjuangan. Ganbatte Kudasai! So,
coba kita intip resep awet yang nggak
Jepang lupakan demi terciptanya sebuah keberhasilan. Kala Hikari mencoba menyelami
tentang Jepang, mereka memang
terkenal dengan komitmennya yang kuat terhadap seluruh target mereka. Iiiih,
Hikari jadi iri! Hmm! Disilplin! Amazing banget kalo kita
tau gimana cara orang-orang Jepang bisa super perhatian sama
yang namanya kedisplinan.
Buat mereka, disiplin adalah
modal awal yang mesti dimiliki
oleh orang-orang yang mengharapkan
kesuksesan. Hard Worker! Survei
membuktikan, kalo tingkat jam kerja yang
rata-rata dimiliki sama para pegawai
di Jepang adalah 2450 jam/tahun. Angka
yang begitu mengejutkan, coz di AS ajah cuma 1957 jam/tahun,
Inggris 1911 jam/tahun, en Perancis 1680 jam/tahun. Indonesia??? (Heu…
Malu nyebutinnya neh). Makanya nggak
heran kalo ada fenomena Karoshi (mati karena kerja keras) segala
disana. Kamisama… Sampe segitunya
yak?! Ekspektasi yang Tinggi Terhadap waktu. Waktu buat mereka ibarat peluru.
Bila tidak pandai-pandai
mengaturnya, maka bersiaplah
kamu yang akan
terbunuh olehnya. So, be
carefull! Inovator and Creator Ulung.
Hanya dapat ditemui di Jepang, sawah yang
luas membentang dengan kreasi unik dari
para petani yang menggarap setiap petak
sawahnya. Udah kayak lukisan ajah deh sawahnya.
Keren! Orang-orangan sawahnya juga
nyentrik poenya! Sungguh beda! Maketenai! Nggak Kenal kata Nyerah! Formula
Shippaigaku (ilmu kegagalan) en Kaizen
(watak ambisi yang diwarisi oleh para samurai
terdahulu), adalah sebagian yang melandasi
keimanan orang Jepang dalam berperilaku. Semua rata-rata sudah dikenali en dipaksa menjalankan teori ini
sejak di ni demi membentengi diri dari segala kelemahan.
Budaya Baca, yang Disuka! Saking hobinya baca, orang Jepang
sampe nggak bisa ngeliat peluang
sedikit. Dimana-mana, ada ajah
yang menyempatkan untuk
baca koran. Lapar informasi!
Sampe-sampe ni ya, di toilet juga tissue-nya
sengaja dicetak cergam (manga). Keren banget emang! Anjuran
baca, yang harus menjadi
budaya. Patut tuh ditiru! Malu! Kalo di negeri kita banyak banget yang pada ugal-ugalan di jalan, tapi nggak berlaku buat di Jepang.
Coz, hidup
menghormati orang lain adalah keharusan
en kewajiban yang nggak boleh
disepelein. Malu! Tuh, d'riser, orang
Jepang ajah sampe segitunya berkomitmen. Masa, kita yang muslim nggak bisa kayak mereka. Malu dong! Kita
adalah umat terbaik.
Karena itu, berikanlah yang terbaik dari hidup kita untuk kebangkitan umat. Hiasi potongan-potongan malam kita dengan berduaan denganNya dalam shalat malam. Dongkrak ilmu Islam kita dengan ikut ngaji rutin . Lalu, dakwahkan
kemuliaan Islam pada umat. Ingat!, musuh
Islam tiada hentinya menyerang kita.
Umat Islam pasti
bisa lebih hebat dari bangsa manapun termasuk negerinya doeraemon jika Islam diterapkan dalam bingkai negara khilafah. Kamu mau kan? Yuk,
berlomba-lomba dalam menyebarkan
Islam! [Hikari Inqilabi].
Tidak ada komentar