BENING MARHAENI PROLETARIYATI MARTIN
Gadis itu membisu,
seolah tak perduli dengan keadaan
sekitarnya. Matanya yang bening dengan bulu mata yang lentik memandang kosong lurus ke depan. Sesekali Ia mendengus. Memainkan ujung tali tas yang belum
sempurna lepas dari pundaknya. Dari
bahasa tubuhnya jelas terlihat Ia sedang
bosan dengan suasana yang saat ini mau tak mau harus dihadapinya. Wajahnya dihiasi hidung bangir
yang sejak tadi sengaja didenguskan
sedemikian rupa untuk memberi kesan meyakinkan bahwa
Ia betul-betul sedang boring.
Mulut kecilnya sedari tadi
dibiarkannya bungkam seribu bahasa, sama sekali tak berniat membuat pemberitahuan
melalui lisannya.
Bening Marhaeni Proletariyati Martin. Berbeda dengan wajah Bening, orang yang saat ini tepat di
hadapannya memasang wajah dingin, namun
dengan kilatan dan guratan amarah yang terlihat
jelas sejak beberapa menit yang lalu. Hening. “Bening, kami para Guru dan staff
kesiswaan telah memutuskan untuk
menskors kamu selama seminggu. Jika nanti
setelah masa skors kamu selesai dan ternyata tingkah laku kamu tidak berubah, kami tidak segan-segan
mengeluarkan kamu dari sini!”, Pak
Bahrun menekankan suaranya sedalam mungkin
pada saat mengucapkan kalimat terakhir. Ia menyadari betul apa yang baru dikatakannya itu bisa jadi
dianggap gertak sambal oleh Bening. Biar
bagaimana pun, pemilik yayasan yang saat
ini dikepalainya adalah milik Pak Martin, ayah Bening. Bening melangkah keluar
dari ruangan itu diikuti tatapan mata para Guru.
Di luar, didapatinya beberapa teman sekelas yang sedari tadi mengintip kejadian
dalam ruangan dari balik dinding. Tak
ada yang menyapa ketika Bening berjalan melewati mereka.
Semua tertunduk, mereka
menyadari, selama ini Bening seorang anak yang cerdas namun sedikit
dingin. Bisa dikatakan Bening jarang
bergaul hingga nyaris perilaku sosial
Bening sulit untuk ditebak. Satu-satunya yang mereka ketahui, meski sering melanggar aturan,
Bening adalah sosok yang sangat baik.
Dia hanyalah salah satu dari sekian banyak
manusia yang menginginkan kebebasan.
Kebebasan dalam kesendirian. Bening
melangkah gontai.
Di kepalanya menggantung sejuta pertanyaan. Berpendar-pendar setiap saat mengikuti ritme kehidupan yang
dilakoninya. 23 Maret 09 Papi. sibuk dengan bisnisnya, mami pun gitu. Semua ada
tapi tak terlihat. Papi yang selalu ga
jelas keberadaannya, hari ini di negara ini, besok di negara itu. Besok di
benua ini, lusa di benua itu. Ganti negara ganti benua sepertinya
lebih sering Papi lakukan ketimbang ganti daleman. Kemana sosok
Pak Martin yang dikenal khalayak sebagai
orang yang berwibawa, sukses dalam karier
maupun keluarga yang dengan
bangganya diperkenalkannya kesana
kemari.Papi membanggakan diri sebagai
pribadi yang kala mahasiswa memiliki cita-cita idealis. Selepas itu, khalayak akan saling menggumam
mirip burung yang sedang mematuk-matuk
makanan. Papi akan tersenyum puas,
membanggakan tatanan keluarganya
yang memliki kebahagiaan utopis. Mengamini Teori yang Papi
ingkari sendiri di kenyataan hidupnya. Petir.
Petir Revolusi. Satu-satunya kakakku. Sosok Mahasiswa idealis untuk ukurannya.
Dan Ah sok idealis tepatnya menurut gw. Pecandu gunung. Tergabung dalam kumpulan
anak-anak PA. anti kemapanan, ga mau
diatur Papa, pengen hidup bebas dan
seorang mahasiswa yang terpasung dalam teori-teori aneh yang
menginginkan tatanan dunia tanpa
kelas. Menjadi pecandu sabda-sabda Marx, memperjuangkan kaum
proletar. Seolah tidak belajar dari
Papi, kakak gw lupa kalau idealisme yang saat
ini digembar-gemborkannya hanyalah
sebuah idealisme utopis, semu,
seperti papi kala jadi mahasiswa dengan idealisme mutlaknya. Namun sekarang ternyata Papi harus
berhadapan dengan fakta
bahwa hidup adalah perjuangan, bahwa di sistem hidup kekinian,
satu-satunya hukum yang berlaku adalah
hukum rimba. Yang kuat menindas yang
lemah, yang kuat akan bertahan. Bagaimana mungkin kita mewujudkan satu tatanan dunia tanpa kelas
sementara dunia dengan jenjang kelas
adalah sebuah keniscayaan??? Hhh…Gw
orang proletar itu Ry.
Gw yang ga dapet sama sekali perhatian dari Papi. Gimana mo memperjuangkan
orang lain gw aja darah dagingnya nyaris
ga dihitung dalam kehidupan Papi?! Hhhh…Gw
capek. Mami, Mami yang sesekali menelpon
sekedar menanyakan apa duit
transferannya dah gw terima. Mama yang sehari-harinya mengurus bisnis dan tubuhnya. Seolah
kecantikan seseorang tergantung pada
mengkilapnya wajah tanpa sebutir jerawat, tergantung pada halusnya tangan dan indahnya
kuku jemari, tergantung pada warna kulit
yang dipoles dengan bahan yang ga tau
terbuat dari apa…seseorang yang bercita-cita menjai artis sedari kecil. Ah,tergila-gila dengan
ketenaran. Ga nyadar apa, hari ini bisa
jadi seorang artis berpose ria,anggun nan cantik dengan seseorang yang bisa jadi adalah orang yang akan menghancurkan
karirnya, memecahkan cita-citanya
untuk menjadi manusia terkenal.
Menahan lajunya untuk tetap survive di
kehidupannya.. dan itulah hidupku. Gw bosen..gw mo bikin kudeta!
……………..
4 April, Kontemplasi “Apa
artinya agama kalau semua agama selalu mengklaim diri sebagai agama yang benar? Ga percaya pada satu
agama adalah suatu keniscayaan bagi gw
sekarang!” “apakah dengan memilih menjadi atheis kita akan terbebas dari masalah? Jika agama ga ada, ukuran benar dan
salah siapa yang buat? Manusia? Gimana
bisa menentukan benar dan salah dalam
kehidupan kekinian saja banyak aturan yang dibuat ternyata ga bener di mata manusia lain. Benar
dan salah versi manusia selalu relatif,
tergantung siapa yang melihat dan pake sudut
pandang apa dia melihat sesuatu itu.Tiap agama pasti akan mengklaim bahwa dia yang paling benar.
Tapi berpaling dari agama tanpa mau mencari kebenaran adalah
sikap yang ga harus diambil bagi mereka
yang mau mikir. Mikir tentang kehidupan!
Termasuk mikir tentang dirinya sendri.
Ateis punya Tuhan, Tuhan orang ateis adalah "Science". Ateis punya kitab suci Kitab suci orang ateis
adalah buku-buku yg berisi content
"menentang eksistensi Tuhan", salah satunya seperti buku On The Origin of Species. Ateis punya nabi. Nabi
orang ateis adalah tokoh-tokoh ilmuwan
yg mendukung teori ketiadaan Tuhan, seperti Charles Darwin, Richard Dawkins, dan tokoH-tokoh lain, orang ateis akan sangat kagum dengan "nabi" mereka ini, gak jauh
beda dgn orang beragama, jangan coba-coba menghina atau mengkritik Darwin,
orang ateis akan mati-matian membelanya.
“Apa artinya Tuhan tanpa manusia?” “Apa artinya manusia
tanpa Tuhan? Penciptanya?”. Klo gw mungkir bahwa Tuhan itu ada? “Klo lu mungkir
akan keberadaan Tuhan, Tuhan akan tetep jadi Tuhan. Ga mungkin jadi Makhluk. Dan lu, akan tetap
menyandang status manusia meski lu
mungkir akan adanya Tuhan”. “Tuhan tu egois!” “kalau Tuhan egois, napa g
sekalian aja Tuhan ga bikin aturan yang baik baik untuk manusia? Cukup aja Tuhan ciaptain
manusia lalu di lepasNya begitu saja. Lu
mikir deh, egoiskah Tuhan yang ngasih lu nafas gratis? Ngasih lu Bumi yang dengannya lu bisa tinggal.
Lu nebeng. Ngasih lu ujan yang menyuburkan tanaman, buah-buahan buat lu makan! Sampai d
sini apa lu masih mikir Tuhan itu
egois?!” “Napa Tuhan ga nyiptain aja semua manusia dalam kondisi pribadi yang
baik. Klo semua baik, ga mungkin Papi
gila harta, ga mungkin Mami gila ketenaran, kesenangan dunia, ga mungkin Kakakku menentang
Papi.
Kenapa harus ada karakter
jahat di dunia ini” “menjadi jahat maupun baik itu pilihan. Dan pilihan itu ada
di tangan kita. Lu bangun
subuh-subuh buat nonton bola misalkan, akan
lebih lu pilih dibandingkan
bangun buat sholat subuh. Sementara lu punya kemampuan untuk menentukan pilih sholat subuh atau
nongkrongin tayangan. Lu tau yang mana
yang kudu dilakukan dan mana yang kudu di tinggalkan, artinya, seseorang mau melakukan yang baik maupun
salah, pilihan ada di tangan kita.” “kenapa
Tuhan harus ngasih ujian kepada makhluknya? Kenapa ga nyiptain manusia apa
adanya kemudian mati masuk syurga?” “yang layak mendapatkan hadiah adalah
mereka yang menang. Yang bekerja saat
jam kerja di didentangkan pemilik waktu.
Dan yang berleha-leha saat
bekerja, akan nyesel pada saat
pembagian upah. Kenapa Tuhan memberi kita ujian? Karena Dia Maha Penyayang. Menyayangi
kita dengan caraNya. Memberi kita ujian
supaya kita bisa menikmati indahnya meminta Kepada Sang Pemilik segalanya. Indahnya bersujud
merendahkan diri kepada yang Maha
memiliki. Kita ga akan pernah merasakan
itu semua ketika kita ga pernah
mendapatkan ujian.
……………..
Mei Papi pulang senja tadi dengan penampilan yang ga pernah
gw saksikan sebelumnya. Ternyata relasi
Papi udah ga bisa lagi diajak kerjasama. Dengan gagalnya kerjasama itu perusahaan Papi
terancam bangkrut, gulung tikar. Ry, apakah
Papi akan merasakan indahnya meminta itu? Ga jauh beda dengan Papi, Mami dah beberapa hari ini menghilang.
Mami kena tipu relasi bisnisnya. Dunia
yang menjanjikan ketenaran yang digelutinya selama ini hanya mampu memberikan satu memoar berisi duka sekte baru
bernama ketenaran. Dunia kelam,miniatur
kehidupan dunia sesungguhnya bahwa tidak ada yang abadi di kehidupan ini. Selalu ada yang baru, ketika
dedaunan tua telah berguguran. Tak layak
pakai. Kasian.. Dan, adakah jawaban dari Kakak? Mau tak mau Membenarkan bahwa
saat ini keluarga kami berada pada kelas
proletar, miskin ada satu-satunya jalan.
Bangkrut. Bangkrut karena berada di sekeliling orang-orang
yang berjiwa materialis! Para kapitalis
yang kerjaannya memburu kesenangan dunia sebanyak-banyaknya dengan menghalalkan segala
cara. individualis. Mau tidak mau, Kakak harus berhadapan dengan
kenyataan bahwa hidup yang akan kami
hadapi adalah sebuah perjuangan. Dan jelas
membutuhkan perjuangan untuk
tetap bertahan. Seperti
inikah kehidupan yang digambarkannya
seperti roda yang berputar?? Ahh, aku sangsi Ry.. Epilog Di sudut malam,
merendahkan diri kepada al-Khaliq adalah anugerah terindah. Ketika butiran-butiran bening
mengalir syahdu mewujud pada pengakuan
eksistensi sang Khaliq, mengamini bahwa lakon kita suatu saat akan berakhir, harta, ketenaran, kecerdasan
akal yang berusaha menggeser aturan Sang
Pencipta akal semua akan berakhir.
Lemah. Terbatas. Itulah manusia. Dan meresapi kenikmatan yang selama
ini tak dikenai bayaran sepeserpun,
maka mensyukurinya adalah
realisasi keimanan…Bening keimanan. Syahdu.Rabb, jika ujianMu adalah
hidayah, jika ujian adalah bukti cintaMu,
sungguh kami masih butuh ujian dariMu [Juanmartin]
Tidak ada komentar