Gaya Hidup Mesum Oriented
Maraknya media porno yang merajalela di negeri kita merupakan
harga mahal yang harus dibayar akibat kebebasan individu yang diusung oleh
konsep demokrasi dalam pemerintahan ibu pertiwi. Kebebasan individu yang
berlindung dibalik Hak Asasi Manusia dipake oleh para pemuja hedonisme untuk
melegalkan perilaku hewaninya. Beredarnya majalah Playboy Indonesia serta
masuknya bintang porno dari Jepang dan Amerika semakin menegaskan negeri dengan
penduduk muslim terbesar ini sebagai surga pornografi!
“Lebih dari 500 video porno udah dibuat dan diedarkan di
Indonesia. Kebanyakan video amatir hasil rekaman kamera ponsel”. Demikian hasil
penelitian seorang Sony Set. Praktisi pertelevisian sekaligus penulis buku
bertajuk, “500 plus, Gelombang Video Porno Indonesia”. Parahnya, “Sebanyak 90 %
pembuat video porno itu berasal dari kalangan anak muda, dari SMP sampai
mahasiswa. Sisanya dari kalangan dewasa,” Lanjut Sony.
Udah gitu, dalam sebuah penelitian yang dilakukan Elly
Risman, Ketua Yayasan Kita dan Buah Hati, terungkap angka yang sangat
mengerikan. Tak kurang dari 98 persen anak-anak Indonesia pernah mengakses
media-media berbau pornografi. Data ini diperkuat temuan lembaga Jejak Kaki
Internet Protection yang mencatat 97 persen anak usia 19-24 tahun pernah
mengakses situs porno.
Wajar jika Associated Press (AP) menobatkan Indonesia
sebagai surganya pornografi kedua setelah Rusia akibat murah dan mudahnya akses
masyarakat terhadap media porno. Padahal, media porno menjadi sarana efektif
melestarikan gaya hidup seks bebas.
Jane Brown seorang ilmuwan dari Universitas North Carolina,
Amerika Serikat–menemukan adanya korelasi signifikan antara pengaruh media
porno dengan perilaku seks bebas. Menurutnya, eksploitasi seksual dalam video
klip, majalah, televisi dan film-film ternyata mendorong konsumen (dhi. remaja)
untuk melakukan aktivitas seks secara sembarangan di usia muda. Dengan
seringnya melihat tampilan seks di media, mereka akhirnya beranggapan bahwa
aktivitas seks adalah hal “biasa” yang bebas dilakukan siapa saja dan di mana
saja.
Jane Brown mengambil sampel sebanyak 1.017 remaja berusia 12
sampai 14 tahun dari negara bagian North Carolina, AS. Mereka disuguhi 264 tema
seks dari film, televisi, show musik, dan majalah selama dua tahun berturut-turut.
Hasilnya sangat mengejutkan. Remaja yang paling banyak mendapat suguhan seksual
dari media cenderung melakukan aktivitas seks pada usia 14 hingga 16 tahun, dan
2,2 kali lebih tinggi ketimbang remaja lain yang lebih sedikit melihat
eksploitasi seks dari media.
Bukan cuman Amerika, di beberapa negara Barat, perilaku seks
bebas remaja emang tinggi banget. Pitchkal (2002) melaporkan bahwa di AS, 25%
anak perempuan berusia 15 tahun dan 30%
anak laki-laki usia 15 tahun telah berhubungan intim. Di Inggris, lebih dari
20% anak perempuan berusia 14 tahun rata-rata telah berhubungan seks dengan
tiga laki-laki. Di Spanyol, dalam survei yang dilakukan tahun 2003, 94,1% pria
hilang keperjakaannya pada usia 18 tahun dan 93,4% wanita hilang keperawanannya
pada usia 19 tahun. (Iwan Januar, ’Sex Before Married?’, 2007).
Udah sepatutnya kita buang jauh-jauh aturan hidup
sekuler-kapitalisme di sekitar kita. Selama negara masih kecanduan konsep
demokrasi, tinggal tunggu waktu untuk menghantarkan masyarakat pada pola kehidupan
hewan. Rasul saw bersabda, “Jika zina dan riba telah merajalela pada suatu
desa, maka Allah mengizinkan kehancurannya.” (HR. Abu Ya’la).
Biar budaya mesum nggak makin banyak makan korban, kudu ada
penanganan serius dari semua pihak. Karena budaya mesum nggak cuman bikin moral
dan masa depan remaja hancur berantakan. Tapi juga turut menyeret remaja dalam
perilaku aborsi, penularan penyakit menular seksual, hingga prostitusi. Solusinya
cuman satu, enyahkan Kapitalisme dan jadikan Islam sebagai landasan hukum
negara untuk ngatur kehidupan rakyatnya. Otreh? Sip![341]
BOX:
Berikut 15 negara
pembuat video seks paling produktif yang dipublikasikan mypepito.info:
15. Malaysia
– dengan jumlah hampir 20.000 buah yang beredar secara meluas sampai tahun ini.
14. Singapura
– dengan jumlah yang beredar sekitar 150.000 tahun ini.
13. Rusia –
yang lebih sering mengeluarkan video SCAT alias video kelainan sex.
12. Thailand
- dengan tingkat peredaran video seks bergenre shemal (banci) cukup tinggi.
11. Indonesia
– yang dianggap cukup "produktif" melahirkan video porno atau bugil.
10. Cina –
yang lebih suka menyebarkan video seks dewasa daripada menyimpannya di Internet
9. Belanda
– dengan 1 juta video porno pertahun.
8. Korea –
yang menghasilkan video porno sekitar 2.500.000 pertahun.
7. Philipina
– yang menghasilkan video bokep sekitar 4 juta pertahun.
6. Brazil –
dengan Video SCAT mereka mencapai 6 juta
pertahun.
5. Perancis
– yang berhasil menghasilkan 9 juta film pertahun
4. Jerman
- Dalam 1 hari bisa menghasilkan 6 juta video porno.
3. India –
yang mampu membuat 4 juta film porno dalam 12 jam.
2. Amerika
Serikat – yang menghasilkan 7 juta video porno perjam.
1. Jepang –
yang mempunyai video porno sekitar 1,4 miliyar dalam 6 bulan.
Tidak ada komentar