Muslimah Taat syariat
1.'Jaga' Penampilan Maksudnya jaga penampilan disini bukan doyan dandan ato sejenisnya. Jaga kebersihan
sih okeh-okeh aja. Maksud dari 'jaga'
disini lebih kepada upaya kita sebagai
perempuan untuk menjaga aurat supaya
tidak menjadi sarang fitnah dan jilatan
api neraka. Memakai pakaian sempurna
tatkala keluar rumah, dan bukan sekedar
'make' tapi juga ngeh kenapa itu semua dilakukan.
Pakaian taqwa bukan tren duniawi tapi memang
hajatan kita dalam mengabdi pada Allah. Tren-nya
manusia-manusia langit yang dicintai-Nya.
2. Jaga Pandangan Kata orang bijak, dari mata turun ke hati.
Dari sekedar memandang, jadi desir-desir
di hati (deg-deg-deg). Wajarlah Islam
mengajak kita semua untuk mawas diri
dalam menggunakan potensi mata dalam memandang, yakni dengan menundukkan pandangan. ”Katakanlah pula kepada kaum Mukmin wanita, hendaklah mereka menahan padangan mereka dan memelihara kemaluan mereka” (TQS. An-Nur: 31)
3. Jaga Pergaulan Biar feminin, biar tomboy... dua-duanya dipandang setara dalam syari'at. Keduanya
adalah perempuan yang dianugerahi
potensi dengan segenap kewajiban yang
sama. So, aturan tatanan pergaulan juga
sama-sama dijaga oleh keduanya. Adanya
larangan khalwat (berdua-duaan dengan non-mahrom),
menjaga kesucian dalam pergaulan.
Termasuk pula menjaga lisan dari kata-kata keji dan kotor. Bah! Mantap, kawan!
4. Malu Wuehh....
iya, rasa malu itu diperintahkan dalam
syari'at. Malu loh ya, bukan malu-maluin. Bukan juga 'mesam-mesem' nggak jelas. Malu itu
buah dari keimanan. Orang yang sudah
hilang rasa malunya, akan hilang
adabnya, hilang pula pancaran kebaikan
dari dirinya. ”Malu tidak mendatangkan
sesuatu pun kecuali kebaikan” (H.R.
Mutafaq 'alaih)
5.Menebar Cinta Catet! Menebar cinta tidak sama dengan menebar pesona. Kalo tebar pesona sih, se'enae
aja jadi pusat perhatian. Ngga laahh...
muslimah ngga perlu haus eksistensi.
Antar muslimah, nggak peduli apa pun
gayanya, berbagilah cinta. Karena cinta
itu karunia Tuhan yang tiada tara nikmatnya.
Allah amat suka pada orang yang saling
mencintai karena-Nya. ”Siapa pun tidak akan
merasakan manisnya iman, hingga ia mencintai
seseorang tidak karena yang lain kecuali
karena Allah semata.
Jika seseorang mencintai
saudaranya karena Allah, maka sampaikanlah
bahwa ia mencintainya” [Alga Biru &
Hikari Inqilabi]
Tidak ada komentar