PEREMPUAN JUGA BERJUANG
satu lagi acara yang menggetarkan kaum kafir. Sekitar 6000-an mubalighoh Sberkumpul di Senayan Jakarta dalam acara Muktamar Mubalighoh Indonesia yang dilaksanakan Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia.
Para mubalighoh dan para pejuang
muslimah dari berbagai penjuru nusantara
berkumpul menyatukan komitmen untuk
mengeluarkan umat manusia dari kegelapan
alam kapitalisme.
Ada dari Aceh, Sumatera Utara, Maluku, Banjarmasin, bahkan dari Papua..... Tanah Jawa??? Jangan tanya dehhh. Ya pastilah, tuan rumah kaga mau kalah. Para muslimah tangguh ini numplek bergemuruh semangat juang.
Reportase D'RISE kali ini berhasil
mengulas kesan mereka. Yuk kita todong:
'Apa sih yang ukhti rasakan ketika
menghadiri MMI kemarin? Apa yang paling
berkesan ketika datang kesana?'.
Sekarang.... kita dengar penuturan mereka
yang datang.
”Luar Biasa
Subhanallah.. Ketika sampai di Soekarno
Hatta, saya menatapi peserta yang satu
persatu berdatangan, ada yang masih segar bugar, ada yang sudah udzur, semua dalam satu tujuan dan semangatt. Membuat saya bercermin, malu.... saya tahu kapasitas diri
saya, betapa sedikitnya perjuangan yang
saya lakukan. Sesampainya di penginapan,
wisma ragunan, kobaran semangat itu semakin besar. Semua bertukar cerita tentang medan dakwah di kota masing-masing. Ketika di hari H, semua larut dalam materi-materi yang disampaikan, semakin yakin dengan janji Allah, semakin ingin memaksimalkan potensi sebagai muslimah yang pada akhirnya tentu ingin menjadi mubalighoh bagi keluarga, lingkungan dan bagi diin ini. Semoga panas yang didapat segera tersalurkan agar tidak menguap dan hilang begitu saja. Insyaallah...”
(Tantang Mentari as known as Diana, Mahasiswa Teknik Informatika Palangkaraya Kalteng)
Selain Diana, ada Mbak Tina yang
merupakan pendamping peserta asal Solo,
dia bercerita bahwa acara MMI ini ibarat
cahaya yang menyatukan berbagai elemen,
terutama para mubalighoh yang strategis.
Beliau menuturkan, acara MMI ini tidak
berhenti di satu hari saja loh, namun
ada follow up di daerah masing-masing dalam
rangka menyalurkan panasnya ideologi Islam.
Aw aw aw,,, luar biasa. Teman-teman satu kotanya Alga juga punya kesan tersendiri.
Jangan beranjak. Buka telinga, gini nih
kata mereka. ”Bahagia sekali karena merasakan bersatu dengan saudara se-Indonesia untuk kalimah Allah dan malu belum berbuat banyak untuk Islam.
Momen yang paling berkesan buat saya pas berada di dalam gedung Istora, ketika melihat semangat peserta dan kinerja panitia. Jadi hal yang selalu saya pikirkan. kok bisa semangat gitu ya, jadi membuat saya tertohok, maluuu...” (Dewi Anjarsari, Mahasiswa Kimia USU angkatan 2006). ”Yang saya rasakan sewaktu
menghadiri MMI,
Subhanallah.. 6500 mubalighoh dan da'iyah berkumpul menyuarakan syariah dan Khilafah. Ini menjadi penyemangat kembali bagi kita untuk tetap konsisten dalam perjuangan ini. Sesungguhnya upaya penegakan Khilafah tidak hanya disuarakan satu kelompok, tapi telah menjadi arus utama, karena ia juga disuarakan oleh mubalighoh yang notabene tempat rujukan umat. Yang paling berkesan adalah sewaktu diputar video disela-sela muktamar yang menggambarkan bagaimana kondisi umat saati ini, khususnya perempuan/ibu dan perjuangan dakwah Rasulullah SAW” (Alfiah, Aktivis Hizbut Tahrir Indonesia Chapter USU)
Eitss..... selain para peserta dan pendampingnya, D'RISE berhasil ngulik salah satu panitia loh. Kali ini Mbak Cheche jadi korbannya. Mbak Cheche yang jadi koordinator pusat tim keamanan MMI berbagi kisah: ”Harus diakui, mengamankan acara sekaliber MMI itu tidak mudah. Kami siapkan 122 personil inti untuk timkam(tim keamanan) nisa di pusat dengan dibantu oleh timkam daerah. Dengan persiapan yang matang sejak 2 bulan sebelum hari H, serta kerjasama yg baik semua tim, termasuk 100 timkam rijal, MMI bisa berjalan aman. Semua bekerja keras, dan insyaallah bekerja ikhlas. Biar lelah, namun rasa itu seketika hilang ketika melihat ribuan
mubalighoh tumpah ruah menyongsong hadirnya kemuliaan Islam Khilafah Islmayah”
Calon-calon mubalighoh ini emang luar biasa. Tetap rendah hati pula dengan rasa haus
untuk berkorban lebih banyak, duhhh
gemesss. Subhanallah. Demikianlah tinta
emas acara Muktamar Mubalighoh Indonesia
terukir di hati teman-teman remaja.
Ngomong-ngomong soal mubalighoh, kata
'mubalighoh' sendiri merupakan sebutan
yang diberikan bagi kaum intelektual dan
mumpuni dalam urusan agama dan lainnya
yang dijadikan tempat bertanya masyarakat.
Para mubalighoh adalah simpul umat yang
menjadi lokomotif perubahan. Meski acara
ini diperuntukkan bagi mubalighoh yang
dominan ibu-ibu, namun nggak sedikit remaja
yang nimbrung. Nah lohh.. kok bisa? Jawabnya
gampang: remaja kan calon mubalighoh
juga, yuukkk.
Bahkan di era yang serba
canggih ini, umur nggak bisa jadi patokan.
Tinggal gimana remaja meng-upgrade dirinya
dengan tsaqafah Islam dan terjun berdakwah.
Menyeru pada khair dan amar ma'ruf nahi
mungkar. Itulah tugas seorang da'iyah
sejati. Semoga Muktamar Mubalighoh
Indonesia menjadi momentum kelahiran
wanita-wanita sholehah dan pejuang
layaknya Khadijah yang memberikan
keteduhan dihati Rasulullah; melahirkan
Sumayyah yang tabah; mencetak wanita
secerdas 'Aisyah; Menduplikasi ketangkasan
Ummu Sulaim di Medan Jihad; mewujudkan
keteguhan iman Khansa dan kawan-kawan
yang mengawal prajurit muslim waktu
perang Yarmuk serta meneladani mujahidah-mujahidah
lain yang berhati laksana bidadari.[Alga
& Hikari]]
Tidak ada komentar