Shalahuddin Yang Welas Asih
Cerita kita
berawal di Prancis pada abad pertengahan, tepatnya pada tahun 1095. Pada bulan
November 1095, Paus Urbanus II menyampaikan khotbahnya di Konsili Clermont, di
harapan para kesatria, petani, dan pendeta. Paus berkata bahwa nggak
sepantasnya tanah suci Jerusalem itu dikuasai oleh orang Islam. Yesus hidup dan
disalib di sana, terdapat banyak situs bersejarah dan suci bagi orang Kristen
di kota itu, tetapi kenapa Jerusalem berada di bawah kontrol orang Islam?
Karena itulah Paus menyerukan agar semua raja, kesatria, dan pangeran di
seluruh Eropa menghentikan seluruh perselisihan di antara mereka dan menyatukan
kekuatan untuk merebut kembali tanah suci Jerusalem dari tangan orang Islam.
seluruh orang Kristen harus mengabdikan diri dalam sebuah perang suci untuk
merebut kembali tanahsucinya.
Setahun
kemudian dimulailah perjalanan pasukan perang salib menuju ke timur, Jerusalem.
Mereka mendapat sebutan tentara salib karena mereka menjahitkan lambang salib
besar ke pakaian mereka. Setelah perjalanan yang penuh bahaya dan penderitaan,
pada tahun 1099 pasukan salib berhasil mengepung Jerusalem yang telah dikuasai
kaum muslim sejak zaman Umar bin Khathab. Pasukan salib berhasil membobol
benteng Jerusalem dan pada akhirnya merebut kota itu. Yang terjadi kemudian
adalah horor pembantaian.
Ribuan kaum
Muslim dan Yahudi yang tinggal di kota itu dibunuh oleh pasukan salib. Darah
berceceran di mana-mana, bahkan sampai setinggi pelana kuda. Potongan-potongan
kepala dan anggota tubuh yang lain pun berserakan. Setelah pembantaian itu,
kaum Kristen membangun Kerajaan Kristen Jerusalem, dan mengangkat Godfrey de
Bouillon sebagai rajanya yang pertama.
Pembantaian
itu membawa luka yang amat mendalam bagi umat manusia. Bertahun-tahun berlalu,
berbagai upaya dilakukan umat Islam untuk mengambil kembali Jerusalem yang
telah ternoda itu, sayangnya belum ada yang berhasil. Hingga kemudian datanglah
seseorang yang bercita-cita untuk mengembalikannya ke tangan kaum muslim,
dialah Shalahuddin al Ayubi.
Shalahuddin
memulai karir militernya dari Mesir, bersama pasukannya yang besar kemudian ia
bergerak dan mengambil alih wilayah-wilayah yang ada di sekitar Jerusalem. Hal
ini ia lakukan untuk mengurung tentara salib di Jerusalem. Ia mengambil alih
Damaskus, Aleppo, Homs, Acre, Nablus, Jaffa, Toron, Sidon, Beirut, dan Askalon.
Ia juga memimpin tentaranya memerangi pasukan salib di Perang Hattin, yang
berhasil dimenangkannya.
Tanggal 20
September 1187, Shalahuddin dan pasukannya telah tiba di luar benteng kota
Jerusalem dan mengepungnya. Pada awalnya Shalahuddin meminta untuk mengambil
alih Jerusalem dengan damai, namun para tentara salib di dalam benteng tidak
bersedia. Akhirnya tak ada pilihan lain, Shalahuddin memulai serangan. Ia dan
pasukannya menggedor tembok-tembok tebal Jerusalem itu dengan pelontar batu.
Selama enam hari, serangan Shalahuddin dan pasukannya masih tidak dapat
menembus pertahanan dan terjadi kerugian yang cukup besar. Pada tanggal 26
September 1187, Shalahuddin memindahkan pusat serangan ke bagian lain benteng,
tepatnya ke bagian Bukit Zaitun, di mana pertahanan tentara salib di sana cuman
sedikit, sehingga tentara salib nggak bisa melakukan perlawanan. Pada tanggal
29 September 1187 tembok itu pun runtuh. Sayangnya, walau pun telah runtuh,
tetap saja tentara muslim kesulitan memasuki kota.
Seisi kota
ketakutan setengah mati, karena mereka ingat bahwa ketika orang-orang Kristen
merebut kota itu dahulu, mereka membantai umat Islam habis-habisan. Sekarang
mereka cemas bahwa Shalahuddin akan membalas dendam. Pada akhir September,
Balian de Ibelin keluar untuk menemui Shalahuddin, dia ingin membuat perjanjian
yang awalnya dia tolak. Dia bilang bahwa dia akan menghancurkan seluruh kota
jika Shalahuddin tidak mau berunding dengannya. Balian berkata bahwa dia akan
menyerahkan kota dengan damai, asalkan tidak ada orang Kristen yang dibunuh.
Hal itu dia pinta karena dia tahu betul apa yang telah dilakukan oleh tentara
salib pada umat Islam dahulu.
Nah di
sinilah terlihat betapa mulia dan welas asihnya pejuang Islam ini. Shalahuddin
membebaskan ribuan orang Kristen. Ia tidak melakukan pembalasan dendam seperti yang
dikhawatirkan akan terjadi. Begitulah kemuliaan dan keadilan Islam. [Isa]
Tidak ada komentar