Di Kubur Hidup-hidup
halo D'Riser pernah baca majalah mini openmind atau No Compromise Zine, Kbarangkali udah nggak asing dengan
tulisan-tulisannya bang Divan Semesta. Tapi kalo belon tau Divan Semesta? Kita bantu ngenalin deh…. Sampe
beberapa tahun yang lalu, coretan-coretan
renyah bang Divan selalu muncul di
minimagz Openmind yang konsisten terbit sebulan
sekali, kemudian jadi unpredictable minimagz
yang terbit sesuka hati, akhirnya nggak terbit-terbit
lagi.
Tapi nggak usah kuatir, buat yang penasaran sama tulisan-tulisannya atau
yang mau sekedar bernostalgia, kini kamu
bisa nikmatin kumpulan celoteh bung
Divan yang dikemas dalam buku unik
Buried Alive. Kita bilang unik, karena buku ini ngasih rasa baru tentang sikap kritis seorang pemuda terhadap kondisi lingkungan yang bobrok.
Tapi Buku terbitan
Anomali ini bukan roman atau novel panjang
lebar tentang perjuangan seorang pemuda muslim
proletar melawan pemerintah kapitalis tiran,
yang akhirnya ditangkap dan dieksekusi dengan
dikubur hidup-hidup. Samasekali bukan. Buku
ini hanya kumpulan esai sederhana nan berbobot.
Tapi membacanya nggak kalah asik dari nonton
film Warlord-nya Nicholas Cage. Catet tuh bro!
“Jika boleh diibaratkan sebagai minuman, kumpulan esai dalam Buried Alive ini adalah minuman ringan, ibarat coke atau
segelas teh hangat yang disajikan
menggunakan sepotong lemon di sore
hari.”
Begitu komentar
singkat penerbit terhadap buku ini. Berbeda
dengan tulisan-tulisannya di Openmind
yang terasa kompleks atau di No Compromise
zine yang terkesan radikal dan sedikit kontroversial.
Dalam buku perdananya ini, celoteh Divan
Semesta lebih ringan dan santai tanpa kehilangan
sisi kritis terhadap konsep-konsep yang
bertentangan dengan Islam, seperti demokrasi,
pluralisme hingga Islam kiri, yang kadang
disampaikan dengan sindiran yang lumayan
nusuk.
Dalem banget. Meski bahasannya cukup serius, tapi pembaca bakal terhibur dengan kelucuan yang tersirat. Misalnya, dalam tulisan berjudul “kelingking”, bang Divan menuliskan perasaan jijiknya terhadap jari kelingking seorang
sales yang sudahlah kukunya panjang,
coklat pula. Jorok! Begitu pandangan
bang Divan. Awalnya saya pikir bang
Divan ini orang yang hygiene freak,
segalanya kudu bersih! Baru di dua paragraf
terakhir, ketahuan apa maksudnya bang Divan:
“Usai memberikan proposal, saya beranjak ke mushola. Di dalam mushola ada dua orang dalam satu saf. Tahiat awal berlangsung. Saya bersiap-siap, nah loh, saya melihat ada dua buah telunjuk di bawah saya yang warnanya hitam. Allahu Akbar, kata imam. Lah kelingking imam warnanya hitam pula. Oladalah, di ruangan itu cuma jari saya saja yang bersih. Shalat hari ini jadi tak
khusyu. Rupanya orang-orang pada ikut
pemilu.
Duh, saya benar-benar
lupa bahwa pemilu itu diadakan.” Selain
tulisan-tulisan ringan, ada juga tulisan
yang popagandis plus provokatif seperti yang
ada di Openmind, atau Wake Up! zine, misalnya
“Bunuh Diri” dan “War Lord”, hingga tulisan
yang mengajak kita untuk melakukan perenungan
seperti “Wajah Penghuni Surga” atau “Nietzche
dalam Diriku”. Ada juga tulisan yang memiliki judul yang kontroversial, tapi isinya
justru bantahan terhadap pola pikir
pluralisme liberal yang nyeleneh,
seperti dalam tulisan “Murtadlah”: “Jadi,
kamu teman-temanku, saudaraku, jangan
murtad hanya karena ungkapan bahwa Islam
adalah produk budaya. Murtadlah kalau
kau bisa membuktikan bahwa Al Qur'an
(fundamen terkuat) adalah ciptaan Muhammad,
ciptaan manusia. Mampukah?” Nah, penasaran kan, makanya beli dah buku ini, recommended banget.
Buku ini memang bukan
kumpulan tulisan ringan semata, tapi sarat dengan perenungan dan ekspresi kecintaan terhadap ideologi Islam. Makanya, walaupun penulisnya sendiri berpesan untuk membaca buku
ini tanpa banyak berpikir seperti baca
novel, tapi saya sendiri memilih untuk
serius membaca dan merenungi setiap
kalimat. Dan coba kalian tebak. Ya,
hikmah yang didapat jauuuuh lebih berharga dari uang 35 ribu perak! [Ihsan]
Buried Alive
[dari mulai sandal swallow, Rumi, Nietzche, Al
Qaida hingga M.O.G.S.A.W]
Oleh : Divan Semesta
Penerbit : Anomali (Yogyakarta)
Dimensi : 13 x 20 cm
Tebal : 204 halaman
Tidak ada komentar