MENIKAH UNTUK REVOLUSI
wueh nikah!! Apa, nikah? Iya nikah! Wueh kok nikah sih?
Emang kenapa? Kita kan masih remaja, kok
udah bahas nikah? Lho kok Wcanggung
ngebahasnya, nikah kan salah satu ibadah juga lho. Salah satu hukum syariah juga. Jadi anak
remaja juga perlu tahu, sebelum terlambat.
Sebelum terlambat? Iya, kalo terlambat ntar kacau balau jadinya.
Yup, itulah hal paling pertama yang dibahas Abay dalam
bukunya yang renyah:
Revolusi Dari Rumah Kami. Berbagai macam perngetahuan tentang pernikahan, baik yang mencakup
hukum-hukumnya, hak dan kewajibannya,
konsekuensi-konsekuensinya, bagaimana harus bersikap terhadap suami / isteri, dll. emang harus kita
ketahui sejak dini, sebelum terlambat.
Kaya' yang disebut tadi, kalo terlambat kekacauanlah yang bakal terjadi. Bisa aja suami atau isteri nggak tau
kewajiban dan haknya masing-masing secara syar'I, sehingga terjadi konflik
alias perang dunia di rumah kita. Bahkan
yang paling mengerikan pun bisa terjadi: cerai berai.
Karena itu, Abay
menggambarkan pernikahan membutuhkan persiapan,
terutama persiapan ilmu. Sebab
dengan ilmu itulah semuanya akan berjalan lebih baik. Dengan renyah Abay menyuguhkan banyak
hal tentang pernikahan yang digalinya
dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Sebab terkadang hal-hal normatif kelewat
membosankan. Tapi dengan lihai Abay mengemas
hal-hal normatif dan merangkaikannya dengan apik, sehingga menghasilkan gambaran jelas dan nyata tentang
betapa mengasyikkannya ibadah yang satu
ini.
Alamak, jadi mupeng nih! (para jomlo gigit jari). Abay termasuk praktisi nikah muda lho. Ia
sudah menikah sejak usianya 19 tahun,
dan pernikahannya udah berjalan lima tahun (moga langgeng sampe kakek-nenek
yah), dan buku yang sedang kita kupas ini adalah upaya Abay untuk sedikit berbagi pengalaman dalam menjalani dan
mempertahankan pernikahan agar tetap
berada di atas rel syariat Islam. Hal terpenting yang ditekankan dalam Revolusi
Dari Rumah Kami ini adalah bahwa
pernikahan itu nggak boleh asal-asalan menikah doang, cuman gara-gara
terprovokasi temen, atau hal-hal lain yang nggak jelas.
Pernikahan pasangan muslim
harus diarahkan demi menjadi jalan berlangsungnya sebuah perubahan besar-besaran yang revolusioner dalam diri
umat yang sedang terpuruk ini. Pernikahan adalah
upaya untuk melipatgandakan semangat
dalam upaya menjalani perjuangan dakwah yang berat, karena
biasanya cowok bakal berkobar kalo
dikasih semangat sama cewek (cieee, hahay). Selain itu
juga sebagai sebuah sarana untuk saling instrospeksi dan menasihati.
Dari pernikahan jugalah akan lahir generasi penerus umat yang tangguh, yang akan meneruskan estafet
perjuangan dakwah. Karena itulah menikah
membutuhkan ilmu, mendidik anak perlu ilmu kan? Perjuangan dakwah itu sangat berat, mana tahan kalo kita
menjalaninya sendirian. Dengan menikah akan
ada sahabat (sangat) dekat yang akan selalu menemani kita.
Dan puncak dari seluruh
pembahasan dalam bukunya Abay yang brillian ini adalah bahwa lahirnya revolusi di tengah-tengah umat ini berasal
dari keluarga dan rumah-rumah para pengemban
dakwah yang selalu dijadikan sebagai (semacam) markas. Keluarga dan rumah bukan Cuma sebagai tempat
berpulang, tapi juga tempat untuk meluncurkan dan menegakkan perubahan. Ayo
menikah demi revolusi!! [Isa
Revolusi Dari Rumah Kami
–karena pernikahan adalah perlawanan
Penulis : Abay
Penerbit : Za'faran (Grup Anomali) Yogyakarta
Dimensi : 12 cm x 17 cm
Tebal : 216 halaman
Tidak ada komentar