THE SHARPEST SWORD EVER MADE (PEDANG TERTAJAM YANG PERNAH DI BUAT)
dRiser pernah baca manga One Piece? Kalau pernah, pasti D'Riser udah nggak Dasing lagi sama karakter Roronoa Zoro. Tokoh rekaan Eiichiro Oda yang satu ini digambarkan sebagai pendekar pedang yang juga kuat luar biasa dan terbiasa ngangkat barbel 10 ton.
Wah wah.... Nah, karena Zoro ini pendekar pedang, dan kekuatannya seperti kingkong, maka Oda harus membuat pedang yang gila-gilaan juga untuknya. Dan pedang legendaris persembahan Oda untuk Zoro ini adalah katana yang bisa memotong besi. “Di dunia ini pedang mana yang bisa memotong besi”. Begitu mungkin pikir Oda.
Tapi ternyata Oda salah, karena ternyata pedang yang bisa memotong besi memang ada, bahkan yang lebih hebat dari itu pun
benar-benar -pernah- ada lho! Dan yang mengejutkan, ternyata pedang legendaris itu bukanlah katana
seperti yang disandang para samurai
Jepang, tapi pedang scimitar pasukan
muslim abad pertengahan! Menurut para
ahli di Eropa sana, pedang yang terkuat
dan tertajam di dunia memang bukanlah
katana, bukan flamberge, bukan claymore,
bukan keris apalagi clurit, melainkan pedang
pasukan muslim abad pertengahan yang
terkenal sebagai pedang damaskus (damascus
sword).
Disebut damascus karena pedang ini hanya diproduksi di daerah Damaskus (Damsyik), Suriah. Pedang damaskus yang dipakai pasukan muslim ini umumnya berbentuk scimitar, shamshir atau saif, yaitu pedang arab yang ramping dan melengkung. Pedang ini one-handed,
jadi beratnya pun lebih ringan dari katana
Jepang dan longsword Eropa yang kudu dipegang
dengan kedua tangan. Tapi soal kekuatan
dan ketajaman, pedang damaskus jauh
lebih hebat.
Tikaman pedang damaskus mampu menembus baju zirah tentara salib, dan tebasannya mampu membelah tameng baja jadi dua. Bahkan yang lebih dahsyat, sapu tangan sutra yang jatuh melayang dari udara akan terpotong bila mengenai ujung tajamnya. Ck ck ck.... Selain tajam luar biasa. pedang damaskus juga terkenal kuat, namun fleksibel dan
nggak mudah retak, bahkan bisa ditekuk melingkar
dari ujung pedang sampe ke gagangnya. Nggak
heran para tentara salib yang baru datang dari Eropa shock bukan main melihat kemampuan pedang pasukan muslim. Salah satu ciri khas pedang damaskus yang nggak dimiliki pedang lain, yaitu adanya pola
garis bergelombang pada bilah pedang
yang mirip seperti urat kayu.
Orang Eropa menyebutnya damascene pattern atau damask. Pola ini
berbeda dengan watermark pada katana dan
keris, karena bukan didapat dari teknik
pelipatan logam. Dalam beberapa pedang
pola garis itu membentuk barisan seperti
tangga di sepanjang pedang, dan diantara
“anak tangga” itu ada pola berbentuk spiral
yang disebut roses (mawar).
Selain kuat, tajam dan indah, pedang ini juga misterius. Walaupun para pandai besi terbaik
di Eropa sudah mempelajari pedang
damaskus yang dibawa oleh tentara salib,
nggak ada satu pun yang mampu membuat
pedang dengan kekuatan, ketajaman dan
pola garis yang serupa. Teknik pembuatan
pedang ini memang dirahasiakan dengan
ketat, dan hanya beberapa keluarga pandai
besi di damaskus yang menguasainya.
Misteri
ini maikn bertambah ketika teknik pembuatan
pedang ini akhirnya punah di awal tahun
1800.
Bahkan dengan teknologi modern pun, para ilmuwan masih kesulitan membuat replika yang 100% sama. Menurut penelitian
yang dilakukan oleh Dr.Peter Paufler,
crystallographer dari Universitas Teknik
Dresden, Jerman, ternyata dalam pedang
damaskus yang berusia 4 abad terdapat
struktur canggih yang sekarang lagi ngetrend
yaitu carbon nanotubes (CNT). Struktur
karbon nanotube inilah yang menjadi rahasia kekuatan dan ketajaman pedang damaskus karena karakternya yang luar biasa, 250 kali lebih
kuat dari baja, tapi 10 kali lebih
ringan.
Teknologi CNT sendiri
pertama kali ditemukan pada tahun 1991.
Ini juga sekaligus penemuan pertama CNT
dalam baja, padahal sampai sekarang belum
ada ilmuwan yang bisa membuat carbon nanotubes
dalam struktur mikro baja! Dengan serat
nanotube* yang menjelujur diseluruh
badan pedang, baja pedang seolah-olah mendapat tulang tambahan sehingga kekuatannya pun bertambah puluhan kali lipat dari pedang biasa, namun tetap lentur dan tajam.
Mungkin Asadullah Isfahani, sang swordmaker termasyhur dari abad 17, dan juga swordmaker-swordmaker muslim lainnya nggak ngeh sama sekali bahwa mereka sedang menerapkan teknologi nano yang begitu canggih, tapi pencapaian para ilmuwan tersebut
menjadi bukti kemajuan teknologi Islam
saat itu. Bener-bener super! Roronoa
Zoro mah lewaattt! [Ihsan]
Alkisah
Dalam novel the Talisman (1825), Sir Walter Scott mengisahkan pertemuan antara pemimpin gerombolan crusader, Richard the Lionheart, dengan panglima pasukan Islam,
Sultan Shalahudin al Ayyubi. Alkisah
Sultan melihat Longsword sang Raja yang
besar dan terlihat begitu berat.
Kemudian Sultan memintanya untuk mendemonstrasikan
kekuatan pedangnya.
Sang raja menyanggupi,
lalu mengambil sebuah gada besi yang gagangnya
hampir setebal 2 inci dari ajudannya, Thomas
de Vaux , dan meletakkannya di atas balok kayu. Sang raja mengambil kuda-kuda la posta
di falcone, -Longsword ia pegang dengan
kedua tangan dan diangkat tegak lurus di
atas kepala-, lalu setelah memusatkan
tenaga, ia ayun pedangnya kuat-kuat, menebas
gada besi di depannya. Sang gada terpotong dua.
Dengan bangga sang raja memberikan bukti keperkasaan dirinya dan pedangnya pada sultan.
Sultan memeriksa potongan besi itu tanpa berusaha menyembunyikan kekagumannya. Sultan kemudian mengambil sebuah bantal sutra kecil,
dan menunjukkannya pada sang Raja,
“Bisakah pedangmu, wahai saudaraku,
memotong bantal ini?”
“Tentu saja tidak” jawab sang Raja.
“Tak ada satupun pedang di dunia, walau pedang Excalibur sekalipun, yang mampu memotong benda
lembek yang tak bisa menahan hantaman”
“Kalau
begitu, saksikanlah” Sultan menghunus
scimitarnya yang tak seperti pedang sang Raja yang mulus mengkilap, alih-alih biru
kusam, namun berhiaskan jutaan garis
pola yang berliku indah, lalu
mengayunkannya dengan tangkas menembus
bantal sutra yang seolah terbelah pasrah dengan mudahnya saat menyentuh ujung tajam pedang Sultan.
Sangat berbeda dengan nasib si
gada besi yang dipenggal dengan paksa. “Ini
pasti trik sulap… pasti ada sihirnya!!” ujar
de Vaux, yang tak percaya dengan apa yang dilihatnya sambil memeriksa kedua belahan
bantal yang tergeletak di lantai.
Richard si Hati Singa ternganga, kali
ini gilirannya yang dibuat terkagum-kagum. [the Talisman Chapter XXVII, dengan
sedikit bumbu dramatisasi. Hehe
Tidak ada komentar