WALAU KRITIS, TETAP ETIS!
Hari gini, remaja udah gak canggung bersikap kritis. Mulai
dari urusan pribadi, gosip selebriti,
hingga kebijakan pemerintah yang bikin
rakyat sakit hati. Baik di dunia maya, juga di dunia nyata. Tapi sebagai remaja muslim yang baik
dan benar, tentu sikap kritis kita bukan
asal bunyi dong. Biar orang laen enak dengan
sikap kritis kita, boleh juga pake aturan maen sikap kritis yang etis.
Ini beberapa tips dari kita: Pertama, bukan untuk
menjatuhkan apalagi melecehkan. Kita nggak
maen vonis bersalah ama orang lain. Soalnya, boleh jadi kesalahan orang lain dimata kita, ternyata
itulah hal terbaik yang bisa dia perbuat
seperti yang dia pahami. Cari tahu dulu alasan dia berbuat itu sebelum ngasih masukan. Ajukan
pertanyaan 'ada apa?',
bukan 'kenapa?'. Biar
orang nggak merasa disudutkan. Ok? Kedua, kritisi cara
berpikirnya bukan orangnya. Sikap kritis udah sepantasnya jadi ajang persahabatan, bukan
permusuhan. Kalo beda pendapat, teteplah
berdiskusi dan beradu argumen dalam ruang
adu pendapat. Jangan bawa-bawa kekurangan fisik lawan bicara atau masalah pribadi dia ke arena
diskusi.
Nggak fair tuh! Ketiga, siap terima umpan balik. Niatkan
dari awal, kita bersikap kritis untuk meraih ridho Allah dan merekatkan ukhuwah. Sehingga kita lebih siap ngadepin apapun
resiko dari kebenaran Islam yang kita
sampaikan. Kalo responnya positif, alhamdulillah itu yang sangat diharapkan. Tapi kalo
responnya ternyata buruk, menuai protes,
bahkan mengancam jiwa, tetep cool, calm, and confident. Jangan terpancing bertindak
anarkis. Karena anarkis, hanya akan
mengubur akal sehat dan menodai sikap kritis kita.
So, jadi remaja kritis nggak pake anarkis! Keempat, punya
prinsip. Bakal banyak pendapat dan argumen saat kita bersikap kritis. Saat itu, kita dituntut untuk berani bersikap. Pilihan yang disodorkan, setuju atau
tidak setuju. Nggak ada pilihan ragu-ragu.
Lumayan dilematis juga ngadepin situasi kaya gini. Kalo tidak setuju dan tetep
pegang pendapat sendiri tapi nggak bisa
ngejelasinnya, entar dibilang ngeyel. Kalo setuju terus
pindah ke lain hati, malah
dianggap plin-plan. Disinilah pentingnya
punya prinsip. Biar nggak gampang dihantui
dilema dan rasa ragu. Untuk itu, pilih prinsip yang pasti-pasti aja deh. Dan
sebagai muslim, cuman prinsip Islam yang udah pasti. Pasti anti ragu bin dilema, pasti
diridhoi Allah swt, dan pastinya selamat
dunia akherat. Asyik kan? Kelima, kritik cantik. Biar kendengerannya sopan,
terkadang sikap kritis kita tunjukkan
dengan terlebih dahulu ngasih pujian yang
disisipi kata sambung 'tapi'.
Misal, ”saya seneng
deh denger kamu nyanyi. Tapi saya jauh
lebih seneng kalo kamu nyanyinya dalam
hati saja”. Waduh! itu mah sama
saja mel ambungkan l awan
bi cara ke angkasa
l al u menghempaskannya ke atas
bumi. Sakit banget pren. Pujiannya jadi
kaya gak ikhlas gitu. Jauh lebih etis kalo kita ganti kata sambung 'tapi' yang artinya bertolak belakang dengan 'dan' yang artinya sejajar. Jadi, ”saya
seneng deh denger kamu nyanyi dan saya
yakin suara kamu pasti akan lebih merdu
lagi dengan terus
berlatih.
Tetaplah bernyanyi...”. So sweet...! Keenam, sodorkan
bukti. Jangan sampai sikap kritis kita mencoreng
nama baik atau dianggap provokator. Entar kena somasi repot deh. Kalo mengkritisi kebijakan
pemerintah yang bikin rakyat sengsara
dunia akherat misalnya, sertai bukti
yang kuat dan akurat. Jangan cuman bermodalkan megaphone, poster, atau spanduk aja saat
demonstrasi. Kalo ada bukti, cukup
sedikit bicara tapi mengena. Cocok! Ketujuh, kritisi dengan solusi. Terutama
kalo menyangkut kepentingan umum,
siapkan solusi yang ngasih kebaikan untuk
semua. Bukan solusi yang malah nambah masalah baru.
Seperti dalam masalah HIV/AIDS. Kondomisasi atau pembagian
jarum suntik steril
sering jadi andalan pemerintah dah LSM untuk mengerem penyebaran
wabah HIV. Padahal solusi itu malah kian
melestarikan budaya seks bebas dan
penggunaan narkoba. Bagusnya, negara pake aturan Islam
yang sempurna untuk ngatur
rakyatnya.
Karena hanya ketegasan
aturan Islam yang
bisa mengeliminasi budaya seks
bebas dan peredaran narkoba dari
masyarakat. Itu baru solusi mak nyus! Driser, Punya sikap kritis, bukan berarti
kita ngerecokin urusan orang lain lho.
Lebih pas kalo sikap kritis dimaknai sebagai
wujud kepedulian dan ekspresi cinta. Karena itu, sikap kritis juga berfungsi sebagai kontrol.
Baik kontrol sosial maupun kontrol secara
personal.
Adanya sikap kritis, membantu kita menjaga masyarakat agar tetep
beradab. Kalo nggak ada yang kritis
terhadap gaya hidup remaja yang hedonis,
alamat remaja makin terancam masa depannya. Kalo nggak ada yang kritis saat ngeliat
retsleting celana kita yang terbuka,
kita bisa tengsin berat. Itu berarti, sepedas apapun kritikan yang disampaikan, akan ngasih
kebaikan untuk kita semua. Pastinya! Untuk
ngasih nilai lebih pada sikap kritis kita, ekspresikan bukan
hanya untuk kepentingan
sendiri. Tapi untuk kepentingan
bersama. Bukan hanya kritis ama temen sekolah atau sikap anggota keluarga dirumah,
Kritisi juga situasi politik, ekonomi,
pendidikan, sosial, atau budaya yang
mengancam kehidupan umat.
Nggak berat kok. Hanya perlu sedikit kepedulan kita aja. Biar nggak
asal kritis, pake kacamata Islam untuk
ngeliat kondisi yang layak dikritisi. Disini
pentingnya kita mengenal Islam lebih dalam. Ikut ngaji gitu lho. Dengan ikut ngaji, bisa menumbuhkan
sikap kritis, penyampaiannya lebih etis,
nggak pake anarkis, dan solusi yang
ditawarkan juga ideologis. Mantabs! [341
Tidak ada komentar