BELAJAR AL QURAN DENGAN ILMU YANG BENAR ITU WAJIB DAN BERPAHALA
Reportase “Khatmil Qur'an & Imtihan” ke-III” SDIT InsantamaSeparuh jam sebelum acara Khatmil ini
dimulai, alhamdulillah D'RISE berhasil
curcol bareng Ketua Pelaksana Khatmil yaitu,
Bu Thoyyibah Muslim. Gayanya yang anggun en elegant ketika bertutur, menandakan bahwa beliau memanglah
guru Qiraati paling asoy di seantero
sekolah. So, simak yuk obrolan D'RISE en Bu Thoyyibah yang seru ituuuh, samposhimashoo!
“Salam. Ibu Ketupat
(KETUa PAniTia) acara Khatmil yah?! Apa istimewanya
acara Khatmil?”
“Salam. Iyah, saya
ketua pelaksana Khatmil. Ini dari D'RISE? Keistimewaan acara Khatmil ini Insyaa ALLAH
dirasakan oleh kami para guru,
anak-anak, juga para orangtua. Karena, dengan adanya Khatmil ini, itu artinya kita semua sudah
mampu melewati tahapan “Quality Control”
terhadap bacaan al-Qur'an dan 'ilmu tajwidnya anak-anak. Metodologi Qiraati adalah
metodologi terbaik yang kami pilih untuk
mewujudkan harapan kami agar anak-anak mampu
membaca al-Qur'an layaknya Rasulullah saw. membaca. Acara Khatmil merupakan sebuah ungkapan rasa
syukur kami bahwa anak-anak mampu Khatam
al-Qur'an dengan metode Qiraati. Untuk
kami, ini sangatlah istimewa. Apalagi mengingat anak-anak ini masih sangat dini. Rentang
usianya 8-12 tahun. Saya sendiri kadang
terharu sendiri. Bangga.”
“Emang kenapa SIT Insantama Cendekia milih Qiraati?”
“Iyah, karena menurut kami Qiraati adalah metode
yang lugas en terbaik. Bisa dilihat dari
standar kelulusan yang begitu ketat agar
bisa dikatakan LULUS. Dimulai dari Fashih (bacaan harus terdengar mengalir, tidak gak-gek-gok),
Tartil (kelancaran dalam membaca, bacaan
tidak boleh tertukar-tukar. Jangan salah
fathah, dll), Tajwid (mampu menguraikan tajwid dengan tepat), Gharib (Musykilat), Bacaan Shalat
(benar/tidak), Test hafalan surah
pendek, en Test do'a-do'a harian. Ketujuh konten itulah yang menjadi penilaian kelulusan. Dan
harus semuanya bagus. Satu konten saja
nilainya tidak di atas standar, maka dinyatakan
TIDAK LULUS. Dengan kriteria yang disipliner itulah maka Insantama tidak salah memilih metodologi
Qiraati sebagai bagian dari kurikulum
civitas akademikanya. Insyaa ALLAH.”
“Udah berapa kali
acara Khatmil & Imtihan ini diadakan? Acaranya apa ajah?”
“Udah 3x
alhamdulillah… Acaranya ya dimulai dari Prosesi Khatmil Qur'an jam 08.00 ntar, (anak-anak
membuka acara dengan membaca surah
ad-Dhuha sampai surah an-Naas). Terus
dilanjut dengan Prosesi Imtihan alias ujian, yang ini sangat menarik lho. Anak-anak menjawab
pertanyaan dari amplop yang di dalamnya
berisi uang. Lucu! Paling gemas ketika
melihat semua anak mengacung tangan tinggi-tinggi, berharap bahwa dirinyalah yang menjawab dan
menjadi pemilik isi amplop itu. Hehe.
Kemudian insyaa ALLAH ada sambutan dan
testimoni terkait acara Khatmil ini dari para orangtua en KorWil (Kordinator Wilayah) yang
hadir, penyerahan syahadah Qiraati &
foto bersama ortu siswa, hingga diakhiri
dengan ramah tamah en makan siang bersama
jam 11.30.”
“Huhm… Suka dukanya selama persiapan acara ini
apah?”
“Sukanya adalah
pengalaman dalam pembinaan. Kami semua
para guru akan bahagia jika semua anak-anak LULUS dan akan sedih jika ternyata ada anak yang
TIDAK LULUS. Tega nggak tega. Peraturan
tetap harus ditegakkan, itu juga pembelajaran
buat kami semua agar di tahun-tahun berikutnya
tak ada lagi yang tertinggal dan harus mengulang.
Kemarin ada 3 anak yang tidak lulus. Mohon do'anya saja agar bisa diperbaiki.”
“Terakhir, apa
pesan-pesan untuk D'RISEr semua? Ada yang
bisa dibagi?”
“Belajar al-Qur'an dengan 'ilmu yang benar itu wajib dan berpahala. Karena, 'Membaca al-Qur'an
dengan tajwid wajib. Siapa yang tidak
membacanya dengan tajwid berdosa. Karena
ALLAH menurunkannya dengan tajwid. Dan demikianlah
al-Qur'an dariNya sampai kepada kita.' [Imam Ibnu Jazri]. Dan Rasulullah saw. pun bersabda,
'Orang yang membaca al-Qur'an dengan
mahir akan bersama-sama malaikat yang
mulia lagi taat.' [HR. al-Bukhari & Muslim].
Maka marilah kita semua menjadi penjaga-penjaga al-Qur'an.
Baik bacaan maupun syari'at-syari'at yang terkandung di dalamnya. Allahu a'lam.” [Hikari
Inqilabi]
Tidak ada komentar