DEMOKRASI TERSANDRA
Diperuntukkan kepada seluruh
umat manusia yang hidup di bumi
ciptaan ALLAH. Hmm! Itulah visi yang
penulis tanam ketika melempar buku ini
ke pasar. Setelah sukses dengan buku
pertamanya “Misi di Sebuah Planet”, kini
Bang Husain Matla kembali berhasil
memesona semua mata para pembaca yang
demen ama hal-hal yang berbau konspirasi
en tsaqafah perpolitikan.
D'RISE sendiri asoy
banget baca buku ini. Bahasanya detail
en kagak bertele-tele, analoginya juga
pas en seger banget di mata. Coz,
data-data yang dituangkan disertai
dengan gambar-gambar yang
dimaksudkan agar kita mudah untuk
menyerap makna dari setiap sub bab
yang ada. Dalam buku ini, Bang Husain
Matla berusaha menyodorkan beberapa
fakta yang melatarbelakangi Demokrasi
semakin berkuasa.
Secara getoh, selama
dua seperempat abad ini tuh, kata
“DEMOKRASI” terus semakin
menggaung mewabah di berbagai
belahan negeri. Ada tiga sahabat kental dalam kehidupan Sang Demokrasi. Yakni; Sekulerisme, Liberalisme, dan Kapitalisme. Berkat mereka bertigalah Demokrasi semakin tumbuh en berkembang. Dielu-elukan bak pahlawan, coz menurut pelopornya Demokrasi adalah solusi dari berbagai persoalan yang ada.
Diawali tahun 1783, saat
masyarakat Eropa muak abis ama
Monarki (sikap kesewenang-wenangan
raja en gereja), serta gaya hidup manja
kaum bangsawan. Kedaulatan di negeri
itu berada di tangan raja en gereja, yang merasa mengemban amanah Tuhan padahal kenyataannya justru menggunakan kedaulatan itu buat menindas rakyat. Sialnya, pantai Benua Amerika malah menampung seluruh ide memuakkan ituh en mewujudkannya dalam sebuah Negara baru.
The New World??
Sayangnya Negara baru itu masih compang
camping, coz di dalamnya belum ada
aturan yang benar-benar menyejahterakan. Memang bukan lagi raja yang berkuasa secara turun temurun, tapi seorang Presiden yang dipilih oleh rakyat secara langsung. Aktivitas ekonomi dinyatakan secara lugas sebagai hak seluruh rakyat, bukan lagi didominasi tuan tanah en bangsawan sebagaimana yang terjadi pada masa sebelumnya.
Ahhh, itu kan cuma teori ajah, tapi faktanya??? Yoi, itulah pula yang disindir ama sang penulis dalam buku ini; “Mengapa yang terjadi pada dunia saat ini tak seindah “kampanye” yang dilakukan Sang Demokrasi dua seperempat abad silam? Mengapa kenyataannya tak seindah “janji-janji”nya?”
Heu, maklum. Pada saat ituh Amerika
Serikat adalah gambaran ideal yang
didambakan setiap benak seluruh negeri
Barat. Apa yang diagung-agungkan oleh Presiden Abraham Lincoln (“Democracy is from the people, by the people, and for the people!”), menjadi perbincangan dunia.
Amerika Serikat
dianggap pahlawan karena berhasil
meledakkan ide revolusi yang begitu
menawan. Tapi, benarkah begitu? Watashitachi no mawari moraou (mari kita berkeliling!), mengunjungi negeri-negeri tempat Demokrasi diimplementasikan, selanjutnya kita cermati apakah negeri-negeri itu menjadi permata dunia yang lebih maju, adil en beradab? Buku ini menjawab semua pertanyaan kita tentang peradaban dunia en sistem Demokrasinya.
Diawali dengan Kasus
1: Ketika “c” terlepas dari
Tuhan, Kasus
2: Pusat Alam Semesta,
Kasus
3: Industri Ketulusan, Kasus
4: Reward= -(Jasa) +
k, Kasus
5: Planet Robot,
Kasus 6: Ahli Suami Orang Lain, Kasus
7: Firaunisasi Ibu-ibu, en Kasus
8: “Split Personality
dan Deviasi”, kita akan mendapatkan
hasil pelacakan dari berbagai
Kenestapaan Dunia en Posisi Demokrasi.
Plus, tentu penulis tak akan membiarkan
pembacanya hanya memahami fakta tanpa
solusi loh.
Disini juga kita akan
melihat apa solusi yang dinanti oleh
dunia saat ini. So, D'RISE rekomendasiin
banget deh buku ini. Dijamin, kamu bakal
tambah “terang” abis baca bukunya Bang
Husain Matla yang satu ini. Hontooni!
Asli! [Hikari Inqilabi]
Tidak ada komentar