Pantang Takut Hadapi Maut
Kebanyakan kita, apalagi remaja paling ogah ngomongin soal kematian. Bawaannya parno Kgitu. Soalnya, kematian kalo gak nyangkut
dengan mistis, obrolannya nyerempet kain
kafan. Bukan cuman takut setan dan
kawan-kawannya, tapi juga belon rela
ninggalin dunia dengan segala keindahannya. Tapi itu semua nggak berlaku bagi Khubaib bin Adi.
Salah satu sahabat Rasul saw ini pantang
takut hadapi maut.
Ketika perang badar,
prajurit berani mati ini berhasil
menewaskan seorang pemimpin Quraisy yang bernama al-Harits bin'Amir bin Naufal. Setelah perang
badar selesai dan sisa-sisa pasukan
Quraisy yang kalah kembali ke Mekah,
Bani Harits yang memendam dendam kesumat
menghafalkan dengan baik siapa yang telah
menewaskan bapak mereka. Khubaib bin 'Adi! Tak lama setelah Perang Badar, Rasulullah
saw. mengutus sepuluh orang sebagai
mata-mata untuk menyelidiki strategi orang-orang
Quraisy terkait pergerakan serta langkah
persiapan mereka untuk suatu peperangan
yang baru.
Ashim bin Tsabit Al-Anshori,
didaulat sebagai pemimpin dan
Khubaib bin 'Adi menjadi salah satu
anggota tim. Di suatu tempat antara
'Usfan dan Mekkah, kelompok kecil ini diintai oleh sekitar 200 pemanah dari bani Lihyan. Mengetahui hal tersebut, Ashim segera memerintahkan
teman-temannya agar berlindung ke sebuah bukit kecil di sekitar daerah tersebut. Pasukan bani Lihyan hampir saja kehilangan
jejak, tapi mereka melihat biji kurma
berjatuhan di atas pasir.
Biji-biji itu dipungut oleh sebagian di antara orang-orang ini, lalu berseru kepada teman-teman mereka:
“Biji-biji itu berasal dari Yatsrib –
nama lain dari Madinah — dari sinilah
bani Lihyan mengetahui jejak mereka. Dan tak
lama kemudian mereka tertangkap. Pemimpin kelompok itu yaitu Ashim bin Tsabit Al-Anshori dan 6
sahabat lainya telah syahid terlebih
dahulu karena menolak keinginan bani
Lihyan agar menyerahkan barang bawaan
jika mereka ingin selamat, tapi dengan tegas Ashim bin Tsabit Al-Anshori menjawab “ Kami tidak
akan menerima perlindungan orang kafir.
Ya Allah, sampaikan berita kami kepada
Nabi-Mu”.
Tinggallah Khubaib bin Adi, Zaid bin Datsinah, dan seorang sahabat. Orang-orang musyrik itu
kemudian menangkap dan mengikat
ketiganya. Namun sahabat yang tidak
diketahui namanya itu kemudian
memberontak sambil berteriak “Inilah permulaan dari pengkhianatan, demi Allah aku tidak akan
mengikuti kalian pada perkara ini, sesungguhnya
pada orang-orang (yang telah meninggal)
ini adalah tauladanku,” lalu para musuh
itupun menyeret seorang shahabat ini dan
memaksanya untuk mengikuti dua shahabat yang lain namun dia tetap enggan, akhirnya mereka
pun membunuhnya.
Lalu para musuh itupun membawa Khubaib dan Ibnu Datsinah dan menjual mereka
di Mekkah. Sementara itu, bani al-Harits
yang selama ini menyimpan dendam kesumat
dengan penuh antusias membeli Khubaib.
Maka jadilah Khubaib bulan-bulanan
seluruh anggota keluarga al-Harits. Setiap hari sahabat Anshar yang dikenal bersifat bersih, pemaaf, teguh keimanan dan taat beribadah ini harus menerima siksaan. Orang-orang musyrikin itu mencoba
menciutkan keimanan Khubaib dengan
menceritakan tentang tewasnya serta
penderitaan yang dialami shahabat dan
saudaranya Zaid bin Datsinnah r.a.dan
membujuknya dengan janji pembebasan jika
dirinya mau mengingkari Muhammad dan
Allah swt. Karena keimanan telah
memenuhi hati dan menjadi darah yang
mengalir dalam tubuhnya, tawaran itu
ditolak mentah-mentah.
Di suatu tempat yang bernama
Tan'im, sahabat nabi ini menjemput
syahid demi mempertahankan keimanannya. Sebelum dieksekusi, Khubaib meminta agar ia di ijinkan sholat dua rakaat. Dan mereka mengijinkanya. Orang musyrikin menyangka, Khubaib shalat karena takut mati dan hendak memikirkan tawaran mereka agar selamat. Namun Khubaib menbantahnya dengan tegas, “Demi Allah, kalau bukanlah nanti ada sangkaan kalian bahwa aku takut mati, niscaya akan kulanjutkan lagi shalatku…!”
D'RISEr, tempat kembali kita
cuman dua, surga atau neraka.
Kondisi saat maut menjemput juga
dua, su'ul khatimah atau khusnul
khatimah.
Khubaib menunju
kkan pada kita, bagaiman a menjemput maut dalam
keadaan tetap beriman kepada Allah swt. So, gak perlu takut hadapi maut.
Karena kita semua pasti mati.
Yang penting, ayo kita siapkan diri kita agar khusnul khatimah dengan selalu pake aturan Allah swt. dalam keseharian kita. Stay tune with Islam![Ridwan]
Tidak ada komentar