ROK MINI VS OTAK MINI
Masih hangat dalam ingatan, tentang berita sekumpulan kaum
wanita penganut nilai-nilai
kebebasan yang berunjuk rasa mengadili pernyataan Foke alias
Fauzi MBowo sang Gubernur DKI Jakarta di
depan bundaran HI (18/9) lalu. Foke
menyatakan bahwa pemicu perkosaan salah satunya akibat dari banyaknya perempuan saat ini yang memakai rok
mini dan celana pendek ketat. Protes
keras tertuang di atas karton-karton para pendemo:
“Bukan Rok Kami yang
Salah, Tapi Otak Kalian yang Mini!”, “Jangan
Salahkan Bajuku, Salahkan Pemerkosa!”, dlsb. Hingga hal itu, mau tidak mau membuat Foke akhirnya menelan
kembali ludahnya sendiri. Ia meminta maaf
terhadap pernyataannya kepada para pendemo yang salah tafsir terhadap rok mini
dan mengutuk keras para pemerkosa.
[www.gardaberita.com].
Busanamu, Harga Dirimu! Perempuan yang berbusana seksi bisa
jadi salah satu penyebab dari tingginya
tindak perkosaan. Itu adalah fakta. Bukan tuduhan. Sehingga para pendemo seharusnya bisa
merenungi. Bukan merasa terdiskriminasi.
D'RISE teringat kalimat yang ditulis Mbak Kholda Tim Tabloid Media Umat di rubrik Muslimah Edisi
67; “Ibarat kucing, kalau disodori ikan
mana nolak?” Kira-kira kenapa ya, sekarang makin banyak saja teman-teman kita yang berani pakai
baju seksi??? “Gue merasa lebih pede ajah kalau tampil dengan dandanan gue yang begini. Lagian kulit gue mulus ini.
Nggak ada salahnya kan?!” imbuh salah
satu perempuan muda pengunjung Mall BTM saat
D'RISE dengan hati-hati bertanya tentang baju seksi yang dipakainya. Dan ada lagi yang lain
berkomentar; “Oh. Ini mah udah biasa
kali. Hot pants kan emang lagi modis. Nggak asik lah temen-temen pada pake, gue
nggak.
” Masyaa ALLAH… Ya. Itulah beberapa pernyataan yang D'RISE dapat dari beberapa remaja muslimah. Mereka
merasa lebih bangga tampil seksi
ketimbang jadi Muslimah sejati. So,
marilah para wanita. Sadarilah. Mulailah untuk belajar lebih bijak dan introspeksi. Meski baju seksi bukan
satu-satunya pemicu kemaksiatan
(perkosaan). Namun, kalo aurat dan daya tarik seksual para wanita diobral di luar rumah seringkali
menimbulkan 'inspirasi' jahat. Jagalah
harga diri dengan menutup aurat sebagai bentuk ketaatan kita kepada ALLAH yang telah
menciptakan kita ke dunia ini. Jangan
mau termakan oleh kampanye kebebasan individu
dan berekspresi dari HAM,
demokrasi dan sekularisasi. Kau akan lebih cantik dan terhormat dengan pakaian taqwamu
kok.
Dengan jilbab dan
khimar, kekuatan 'aqliyah dan nafsiyah yang terbangun dari keimanan pasti akan menjadikanmu lebih
mempesona. Percaya deh! Think out of the box! Kalo mau maen salah- sal
ahan, pastinya
nggak akan pernah kelar polemik antara pelaku tindakan pelecehan
seksual dengan korban yang menginspirasi pake baju seksi. Kalo para aktivis baju seksi bilang “Bukan Rok
Kami yang Salah, Tapi Otak Kalian yang
Mini!”, kaum adam juga bela diri,
“Tolong Jangan Provokasi Otak Kami Yang Mini Dengan Rok Mini Kalian...!!”. Debat kusir deh jadinya.
Sebagai seorang Muslim, kita kudu pake kacamata Islam buat ngeliat masalah ini. Biar nggak kejebak cara
berpikir HAM untuk cari solusinya. Kaum
hawa yang pake rok mini atau berbusana seksi, apalagi muslimah, udah jelas salah. Karena melanggar
syariah. Eits, ini yang bilang bukan
manusia lho, tapi Allah swt. Kaum Adam yang jadi pelaku pelecehan juga sama salahnya. Busana seksi
yang memancing birahi, nggak jadi alasan
pembenaran untuk melakukan tindakan pelecehan.
Yang perlu digaris bawahi biar inget, kaum hawa dan kaum
adam dalam masalah ini, keduanya adalah
korban. Yup, korban dari aturan kapitalis sekuler yang langgeng di sekitar kita. Aturan kapitalis sekuler mendudukkan wanita
sebagai objek seksual. Sehingga di
lingkungan kerja, daya tarik seksual (sex appeal) mereka yang lebih sering
ditonjolkan dengan berbusana seksi. Parahnya, gaya hidup kapitalis sekuler juga
menanamkan perasaan bangga pada diri
para wanita kalo lawan jenis terpesona dengan daya tarik seksualnya atau busananya yang mengumbar
aurat nggak ketinggalan jaman.
Akhirnya, mereka merasa nyaman pake hot pants, rok mini, tank top, atau jenis busana seksi
lainnya. Sementara kaum Adam,
setiap hari dicekoki tayangan dan informasi seputar pornografi, pornoaksi,
hingga film percintaan yang mengokohkan kedudukan
wanita sebagai pemuas
kebutuhan seksualnya. Akibatnya,
hubungan laki dalam
perempuan akan mengarah pada perilaku seks bebas. Setiap ada
kesempatan, bisa kejadian. Inilah yang terjadi
dalam kehidupan kapitalis sekuler. Waspadalah! Jadi, jelas banget kalo biang
keladi dari kasus rok mini vs otak mini adalah
gaya hidup kapitalis sekuler yang dipelihara oleh negara.
Solusinya, tendang gaya hidup kapitalis sekuler keluar dari
muka bumi dan beralih pada aturan hidup
Islam yang diterapkan oleh negara. Sehingga
kemuliaan dan kehormatan wanita akan terjaga dengan kewajiban
menutup aurat ketika
keluar rumah. Dan
tindakan pelecehan seksual bisa diminimalisir dengan tidak merajalelanya busana seksi yang menginspirasi ditambah
hukuman cambuk sampai mati (jilid) bagi
pelaku pemerkosaan. Kapok-kapok dah! Kini, saatnya aku, kamu, dan
masyarakat gencar ngingetin pemerintah agar segera mentalak tiga aturan
kapitalis sekuler yang dinikahinya dalam
bingkai rumah tangga demokrasi. Dan
segera menggandeng syariah Islam untuk ngatur kehidupan rakyat dalam ikatan resmi daulah khilafah 'ala minhaj
an-nubuwwah. Dengan tata aturan Islam
semuanya akan menjadi lebih....sempurna! Insyaa ALLAH. [Hikari
Tidak ada komentar