WORKAHOLIC KAMIKAZE DAN BANK SPERMA
Semut..semut..kecil/Aku mau tanya/Apakah kamu di dalam tanah/Tidak takut cacing....” Lagunya Melisa
di era tahun 80-an ini ngingetin kita
pada hewan kecil dengan populasi terbesar
di dunia. Bayangin aja, untuk setiap 700 juta semut yang muncul ke dunia ini, sebanding dengan 40
kelahiran manusia.
Bahkan jika ada kompetisi koloni hewan yang terorganisasi dengan baik, maka semut layak menjadi
pemenang. Karena ternyata, dalam
kehidupan semut yang luput dari perhatian kita, memiliki peradaban yang mirip dengan peradaban
manusia. Kok bisa ya? Tugas rutin dalam
kehidupan semut meliputi merawat bayi-bayi,
melindungi koloni, bertempur melawan musuh, memproduksi dan menyimpan makanan.
Bahkan ada
kelompok semut yang melakukan pekerjaan
yang bersangkutan dengan “pertanian”
atau “peternakan”.Dengan jaringan komunikasi yang sangat kuat, hewan ini begitu unggul sehingga
tak dapat dibandingkan dengan organisme
mana pun dalam segi spesialisasi dan
organisasi sosial. Liat aja, kalo papasan di jalan pasti 'tegur sapa' dulu sebelum melanjutkan
perjalanan. Hmm...kaya hari lebaran aja!
Dalam kehidupan semut ada 'sistem
kasta'.
Ada semut kelas
pekerja yang tugasnya mencari makanan. Ada semut kelas 'Ratu' yang tugasnya bereproduksi menghasilkan
ribuan telur. Dan semut kelas pejantan
yang tugasnya membuahi semut ratu lalu
mati setelah proses perkawinan selesai. Sebuah pengorbanan demi kelestarian ras. Bagi semut pekerja, waktu hidupnya mereka
berikan sepenuhnya untuk melayani sang
ratu dan dan memastikan bayinya selamat.
Telur dari sang ratu
dan semut muda yang belum dewasa ini
hidup di ruang pemeliharaan dalam sarang semut. Jika suhu dan kelembapan udara
membahayakan bagi semut muda, para
pekerja membawa telur dan semut muda ke lingkungan
yang lebih sesuai. Pada siang hari, mereka menyimpan telur dekat ke permukaan agar
hangat, lalu membawa telur kembali ke
ruangan yang lebih dalam pada malam hari
atau ketika hujan. Jika hari sedang panas, sebagian semut pekerja membawa larva berkeliling sarang
untuk mendinginkannya.
Sebagian menutupi dinding sarang dengan kulit kepompong buangan untuk mencegah
kelembapan. Sebagian lagi mencari
makanan. Setiap tindakan ini menunjukkan bahwa semut ini baik hati. Seekor membawa
larva berkeliling sarang untuk
men-dinginkannya, sementara seekor menyekat dinding sarang dengan kulit kepompong teknik
sekat yang modern untuk mengatur suhu. Semut pekerja tidak bertelur walaupuan mereka
betina, melainkan mengabdikan dirinya
meng-urus telur-telur ratunya.
Mereka menghadapi risiko kerja yang tinggi, karena medium lembap yang dibutuhkan telur dan larva ideal
bagi per-tumbuhan bakteri dan jamur yang
berbahaya bagi kesehatan semut. Bagaimana
para pekerja melindungi dirinya di lingkungan yang tidak sehat ini? Selain menciptakan semut
dengan tubuh yang sempurna, Allah
menganugerahi mereka teknik pertahanan diri.
Kelenjar metapleural di rongga dada semut dewasa
terus-menerus menghasilkan senyawa-senyawa yang dapat membunuh bakteri dan jamur. Ajib! Bagi semut pejantan,
usia mereka lebih pendek. Mereka menyadari
sepenuhnya resiko 'kamikaze' setelah proses perkawinan. Perkawinan semut berlangsung
bagaikan sebuah upacara. Perka-winan
semut kebanyakan terjadi di udara. Para pejantan
datang lebih dahulu dan menunggu kedatangan sang ratu muda. Ketika seekor betina hinggap di
tanah (si betina juga memiliki sayap
sebelum kawin), 5-6 pejantan mulai berlari mengelilingi sang ratu.
Ketika si betina telah mendapatkan cukup sperma, ia mengirimkan sinyal berbentuk
getar-an. Pejantan memahami sinyal ini
sebagai tanda bahwa si betina siap untuk melepaskan diri. Tak lama setelah perkawinan,
semut pejantan mati. Setiap ratu semut
memiliki bank sperma dalam tubuhnya. Setelah
menerima ejakulasi dari pejantan, sang ratu menyimpan sperma dalam kantung oval di dekat ujung
perutnya. Dalam organ spermatheca ini,
setiap sperma dinonaktifkan secara fisiologis
dan disimpan dalam keadaan ini selama bertahun-tahun.
Ketika kelak sang ratu mengeluarkan sperma ini ke saluran reproduksinya, baik satu-satu maupun dalam
kelompok kecil, sperma diaktifkan
kembali dan siap membuahi telur yang masuk ke saluran dari indung telur. Ini berarti bank
sperma yang baru terpikir oleh manusia
sekitar 50 tahun yang lalu, telah digunakan oleh semut selama jutaan tahun. Keren! Driser,
apa yang dilakukan semut pekerja yang workaholic,
proses kamikaze semut pejantan, dan bank sperma yang dimiliki semut ratu sejatinya menyadarkan
kita akan kebesaran Allah swt.
Karena sistem sosial dalam kehidupan semut di atas, bukan terjadi dengan
sendirinya. Semuanya berjalan dengan
mengikuti aturan-Nya. Allah swt berfirman: "Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang
berada di la-ngit dan semua yang makhluk
yang melata di bumi dan (juga) para malaikat,
sedang mereka (malaikat)tidak menyombongkan diri. Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas
mereka dan me-laksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka)." (QS. An-
Nahl, 16: 49-50) !
Kalo semut aja yang gak punya akal tahu kalo ikutin aturan Allah swt akan menyelamatkan hidupnya,
masa kita sebagai makhuk dengan
kesempurnaan akal masih ragu pake aturan
Allah swt untuk ngatur kehidupan kita? Mau selamat dunia akhirat, terapkan syariat. Mantabs!
[Ridwan
Tidak ada komentar