Hadist 73 Golongan
asalamualaikum,
ustadz di sebutkan dalam sebuah hadist bahwa islam akan terbagi menjadi 73 golongan. yang saya tanyakan adakah sebuah hadist yang menjelaskan tentang sikap kaum muslimin antara golongan-golongan tersebut ? dan bagaiaman orang yang mengaku muslim tetapi menghalang-halangi saudara muslim yang lainya untuk melaksanakan perintah Allah? (malihah nur zulfa JMB jakarta)
Saudaraku yang mulya.
Sebelum saya menjelaskan lebih lanjut, harus digarisbawahi dulu bahwa hadits tentang terpecahnya ummat Islam menjadi 73 firqah, bermasalah dari sisi sanad dan matannya. salah satu perawi hadits tersebut ada yang bernama Muhamad bin Amru bin Alqamah bin Waqqash Al-Laitsi. Perawi ini di dalam kitab rijalul hadits seperti Tahzibul Kamal oleh Al-Mazi dan Tahzibut Tahzib oleh Ibnu Hajar disebutkan sebagai rajulun mutakallam alaihi min qibali hifdzhihi, orang yang masih diperdebatkan dalam hafalannya. Dan tambahan hadits , "semuanya di neraka kecuali satu golongan, aku dan shahabatku." sebenarnya masih bermasalah dari segi keshahihannya.
Ibnu Hazm dengan tegas mengatakan bahwa tambahan kalimat itu adalah hadits palsu. Bukan bagian dari sabda Rasulullah saw. Demikian juga dengan Imam Asy-Syaukani ketika mengutip pandangan Ibnu Katsir, bahwa tambahan kalimat, "semuanya di neraka kecuali satu kelompok" telah didhaifkan oleh banyak ulama muhadditsin. Lalu bagaimana sikap kita?
Di dalam Al-Qur'an
dinyatakan oleh Allah, “Sesungguhnya
orang-orang beriman itu bersaudara”.
Sedangkan Rasulullah saw. mengajarkan
kepada kita agar menghukumi yang dzahir
saja (nahnu nahkumu bidzdzawahir).
Selama kita mengetahui bahwa seseorang,
jama'ah dan golongan itu adalah Islam (Syahadatnya, kitab sucinya, Rasulnya, kiblatnya sama dengan kita) maka kita harus memperlakukan mereka dengan penuh kasih saying (ruhama' bainahum), apapun nama organisasinya, partainya bahkan madzhabnya, karena mereka saudara kita.
Rasulullah juga
pernah menyatakan bahwa sesungguhnya orang-orang beriman bagaikan satu tubuh, dan dalam riwayat lain seperti satu bangunan yang saling menguatkan. Mengenai
hadits di atas, Dr Yusuf Al-Qaradawi
ketika mengomentari masalah perpecahan
73 golongan ini mengatakan bahwa
seandainya tambahan kalimat ini memang
shahih, tidak ada ketetapan bahwa perpecahan
itu harus terus menerus terjadi selama-lamanya, seolah sebagai kutukan buat
umat Islam. Beliau berpendapat bahwa
mungkin saja untuk satu kurun tertentu
umat Islam pernah berpecah menjadi 73
golongan dan semuanya sesat, kecuali satu golongan.
Namun hadits itu tidak bisa ditafsirkan bahwa keadaan itu akan terus menerus terjadi selamanya. Tidak tertutup kemungkinan pernah
ada golongan-golongan atau sempalan yang
sesat dan masuk neraka, sebagaimana
tidak tertutup kemungkinan bahwa
golongan itu sudah selesai riwayatnya
sekarang ini. Sehingga pintu untuk saling mengkafirkan sesama umat Islam seharusya sudah
kita tutup rapat. Bukan waktunya lagi
kita saling mencari titik-titik lemah
sesama umat Islam, lalu dengan bekal
titik lemah itu, kita saling menghujat dan
mengecap saudara kita sebagai penghuni neraka.
Kalaupun ada dari
umat Islam yang sesat karena menyempal
dan masuk neraka, maka hadits itu pun
juga tidak memastikan bahwa yang masuk neraka
itu akan kekal selamanya di dalam neraka. Sebab hadits itu tetap menyebut mereka sebagai
'ummatku'. Artinya, Rasulullah SAW tetap
menganggap mereka bagian dari umatnya
dan agamanya tetap Islam. Tidak divonis
oleh hadits itu sebagai orang kafir yang
kekal di dalam neraka. Semoga Ummat
Islam memahami hal ini dan saling mengokohkan
perjuangan untuk menyatukan ummat di
bawah naungan sistem global Khilafah Islamiyah. Wallahu a'lam.[]
Tidak ada komentar