MAJALAH DRISE EDISI 19 : CINTA SEHAT TANPA MAKSIAT
Panggil saya sebagai X. Saat ini saya berusia 19 tahun, setahun yang lalu saya bertemu dengan seorang
laki-laki yang sekarang menjadi 'teman
dekat', panggil saja Y. Dari pihak
keluarga saya sangat setuju sekali saya berhubungan dengan Isa, karena sejak saya kenal dengan dia
kebiasaan buruk yang sering saya lakukan
sekarang sudah saya tinggalkan… Suatu hari
dia datang ke rumah dan bertanya kepada saya.
Apakah saya mau untuk
mendampingi sisa hidupnya? Artinya dia melamar saya untuk dijadikan istri. Saya sangat senang
dan bangga mendengar kata-kata itu, tapi
di sisi lain saya sangat sedih dan merasa
saya sangatlah tidak pantas apabila saya menjadi isterinya. Mengapa saya berpikiran seperti
itu, karena masa lalu saya dulu
sangatlah suram, dan intinya sekarang saya sudah tidak virgin lagi. Apakah masih pantas saya
mengharapkan Y? …
Driser, itu sepenggal curhat dari salah satu teman penulis yang dikirim via email. Hemm, kayaknya kita
pantas sedih 'mendengar' curhatan X
diatas. Sedih lantaran virginitas dikalangan
remaja putri kian langka terkikis oleh gaya hidup seks bebas. Parahnya, curhatan macam itu banyak
banget di dunia maya via email, blog,
hingga jejaring sosial. Sehingga penulis nggak bisa menahan untuk menggelengkan kepala
sekaligus memasang face sedih ketika
membacanya.
Dari fakta diatas, ingatan penulis terbang pada data tahun 2002, dimana seorang penulis buku “Manajemen
Cinta” dari Jogjakarta, Iip Wijayanto
pernah melakukan penelitian di kampus-kampus Jogjakarta. Berikut sedikit
datanya, penelitian itu dilakukan selama
3 tahun mulai Juli 1999 hingga Juli 2002, dengan melibatkan sekitar 1.660 responden yang
berasal dari 16 perguruan tinggi baik
negeri maupun swasta di Yogya. Dari 1.660 responden itu, 97,05 persen mengaku sudah
hilang keperawanannya saat kuliah.
Hanya ada tiga responden saja yang mengaku sama sekali belum pernah melakukan
kegiatan seks, termasuk masturbasi.
Sebanyak 63 persen melakukan kegiatan seks
di tempat kost pria pasangannya. Sebanyak 14 persen dilakukan di tempat kost putri atau rumah
kontrakannya. Selanjutnya 21 persen di
hotel kelas melati yang tersebar di kota Yogya dan 2 persen lagi di tempat wisata yang
terbuka (detik.com). Parah tenan!
Keperawanan jadi barang obralan yang bisa diperjualbelikan. Tentu saja kita setuju kalo
hilangnya virginitas itu terkait erat
dengan model pergaulan remaja kita.
Dan tidak dipungkiri
lagi, pergaulan remaja kita sebelas dua belas dengan model pergaulan remaja Amrik dan konco-konco
Barat-nya. Koq bisa gitu? Iya, sebab
gaya pergaulan Barat yang serba bebas (free seks) itu berhasil ditransfer melalui media
tonton maupun media baca yang ada di
negerinya si Bolang ini. Dan sialnya, tidak cukup sekedar ditransfer, tapi sudah di copy paste
habis-habisan oleh remaja kita.
Weleh-weleh! Nggak percaya? Coba aja tanya aja remaja-remaja yang ada di sekitar kita, gimana perasaan mereka kalo
gak punya pacar? Sudah bisa ditebak, ada
yang ngerasa kegerahan, belingsatan nggak
karuan, dan ngerasa kalo pacaran itu suatu hal yang wajib dalam kamus pergaulan remaja.
Lebih sedihnya, hal yang seperti itu (remaja ngerasa risau), nggak cuman
terjadi pada masalah pacaran, tapi
hampir semua lini pergaulan remaja. Ada yang ngerasa kurang sreg bergaul dengan teman atau
gank-nya kalo nggak punya handphone yang
up to date, nggak pake baju yang ber-merk,
dandan yang nggak modis, musik yang nggak funky, dan sebagainya. Nah, itu artinya serangan Barat
yang sekular dan permisif sudah kaafah
alias menyeluruh pada semua lini. Cinta + Lawan Jenis = Pacaran? Driser, hari
gini remaja banyak yang risau binti galau kalo nggak pacaran.
Kayanya ngerasa jadi makhluk terkutuk kalo udah puber dan kenal cinta tapi gak punya gacoan.
Minder dan terkucil dari pergaulan. Kalo
kita telusuri, sebenarnya ini terkait dengan masalah mindset (pola pikir) remaja ketika
memahami apa itu cinta dan hubungan
dengan lawan jenis. Mereka memahami dalam
urusan cinta berlaku rumus: cinta + lawan jenis = pacaran. Sehingga apapun tentang cinta, dalam benak
remaja selalu jawabannya adalah
“pacaran”. Padahal dalam faktanya, cinta dan pergaulan dengan lawan jenis, nggak selalu harus atau berakhir dengan
pacaran.
Ternyata ekspresi
cinta bisa kok tanpa pacaran. Buktinya ada yang bisa berhubungan dengan lawan jenis dan bahkan
menikah tanpa harus pacaran. Nah, itu
artinya, rumus cinta para remaja kita sudah
salah bin kaprah van parah hehehe… Kalo salah, maka sudah saatnya di delete alias dihapus. Kalo
sudah tahu salah, tapi masih dipakai aja
rumus itu, maka ada 2 kemungkinan. Remaja itu bandel, atau emang remaja itu nggak tahu rumus
yang bener. Nah, karena kita muslim, sudah pasti kita mencari rumus yang benar
tentang cinta dan pergaulan lawan jenis dari Islam donk. Gini, cinta itu adalah sebuah anugerah
yang terindah yang diberikan oleh Allah
kepada semua Mahluk-Nya, nggak terkecuali remaja muslim. Tentu saja, karena Allah adalah
Sang Pencipta, maka Allah pastinya juga
ngasih guidance (tata aturan) kepada manusia.
Logikanya, sama dengan kalo misal kita beli handphone, maka di box nya biasanya disertakan manual
book-nya, biar kita menjalankan
handphone itu sesuai dengan instruksi di buku tersebut. Selama ngikutin aturan manual book,
maka selama itu pula kita nggak bakal
salah pencet tombol hanpdhone kita. Nah, klop dengan itu, Allah pun juga sudah ngasih
aturan hidup buat manusia yang berlaku
sepanjang masa. Selama manusia berpegang
pada aturan yang Allah bikin (Al-Qur'an dan Hadits), maka nggak akan tersesat selamanya, karena
Rasulullah Saw sudah ngasih jaminan mutu
dalam sebuah haditsnya : “Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak
akan sesat selama berpegangan dengannya,
yaitu Kitabullah dan sunnah Rasulullah
Saw” (HR. Muslim)
Dalam urusan cinta, mindset kita tentang cinta, ada beberapa
rumus yang musti kita tanamkan:
(1) Cinta itu fitrah dan manusiawi, nggak ada orang yang bisa menolak
untuk jatuh cinta (QS.Ali Imron 14);
(2) Yang bisa dilakukan oleh manusia, terhadap cinta adalah menahannya atau mengaturnya
sesuai dengan aturan Allah (QS. At
Taubah 24);
(3) Sehingga cinta nggak selalu identik dengan pacaran, cinta bisa berupa yang lain
atau kepada yang lain (QS. );
(4) Dan pacaran itu illegal love alias melanggar aturan
Allah (QS. Al Isra 32) lantaran
aktifitasnya selalu berdua-duaan baik di tempat ramai apalagi sepi. Rasulullah
bersabda: “Siapa saja yang beriman
kepada Allah dan Hari Akhir, janganlah sekali-kali ia berkhalwat dengan seorang wanita yang tidak
disertai mahramnya karena yang ketiga
diantara keduanya adalah setan” (HR. Abu
Dawud, Ahmad)
Driser, karena pacaran itu penyaluran cinta yang illegal otomatis akan bertabur dosa dan kemaksiatan
sebagai sebuah konsekuensi bentuk
pelanggaran. Lihat saja, diatas tadi sudah disebutkan hilangnya keperawanan adalah salah
satunya. Aborsi, HIV/AIDS, prostitusi,
dan keburukan yang lain sebagai akibat lanjutannya.
Bukan nggak mungkin akan muncul bencana yang lain, yang bisa jadi lebih parah bin dahsyat
dari sekarang, kalo kita masih betah
dengan gaya gaul Barat yang permisif tadi yang berawal dari kesalahan kita memahami mindset
tentang cinta dan pergaulan. Allah swt
ngingetin kita dalam firman-Nya: “Dan barangsiapa
yang berpaling dari peringatan-Ku maka sesungguhnya
bagi dia kehidupan yang sempit.” (QS. Thaha: 124).
Menurut Ibnu Abbas ra, maksud 'penghidupan yang sempit' adalah kehidupan yang sengsara. Beliau
juga menafsirkan ayat tersebut dengan
mengatakan, "Setiap kali Aku
(Allah) anugerahkan sesuatu kepada seorang hamba dari hamba-hamba-Ku, sedikit atau banyak, tapi
tidak digunakan untuk takwa kepada-Ku,
maka tidak akan pernah ada kebaikan di dalamnya
dan inilah maksud kesempitan dalam hidup."
Sementara menurut Imam Adh Dhahhaak, Ikrimah dan Malik bin Dinar, yang dimaksud dengan
'penghidupan yang sempit' adalah
perbuatan buruk dan rezeki yang busuk.
Driser, sudah saatnya kita keranjang sampahkan gaya gaul permisif (serba bebas), mindset yang
sekularistik (memisahkan Islam dari
masalah kehidupan), yang semuanya itu
berasal dari ideologi kufur kapitalistik. Sebagai gantinya, kita hadirkan Islam dalam kehidupan pribadi,
masyarakat dan negara kita yang tercinta
ini. Akurrrr? (lbr)
Tidak ada komentar