03 Maret 1924
Khilafah adalah bentuk sistem pemerintahan Islam. Kepala
negaranya dikenal dengan sebutan
khalifah. Khilafah atau khalifah berasal dari kata dasar 'khulafa' yang artinya
Kpengganti. Maksudnya, pengganti
Rasulullah saw dalam memimpin urusan umat.
Seperti yang dilakukan Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman
bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib yang
silih berganti memimpin umat pasca Rasul saw wafat. Kepemimpinan empat shahabat
ini yang populer dengan julukan
Khulafaur Rasyidin. Estafet kepemimpinan umat Islam terus bergulir sepanjang
tahun selama kurang lebih 14 abad.
Setelah masa Khulafaur Rasyidin berakhir, dilanjutkan para khalifah di masa dinasti Umayyah mulai dari Muawiyyah bin Abi
Sufyan hingga Marwan bin Muhammad. Kemudian
diteruskan para khalifah di masa dinasti Abbasiyah mulai dari Abul Abbas as
Safah hingga Al Mutawakkil Alallah.
Dan berakhir di masa dinasti Utsmaniyah dari Sultan Salim I hingga Sultan Abdul Madjid Kan II. Sedih deh
kali kita inget saat-saat terakhir menjelang keruntuhan Khilafah. Awalnya, Inggris berhasil menduduki Istambul,
Turki pada perang Dunia I (1914 M). Lalu seorang agen Inggris keturunan Yahudi Dunamah
dari Salonika, Mustafa Kemal Pasha, ditugaskan
untuk menjalankan agenda Inggris di Turki sebagaimana tercantum dalam “pernyataan Curzon”, yaitu: penghapusan
Khilafah secara total, pengusiran khalifah sampai keluar batas-batas negara, penyitaan kekayaan
khalifah, dan pernyataan sekularisasi negara.
Pernyatan ini merupakan syarat yang harus dipenuhi Turki
untuk mendapatkan kemerdekaannya dari
Inggris. Mayoritas anggota Majelis Nasional Turki yang berpusat di Ankara
dengan tegas menentang apa yang
tercantum dalam pernyataan Curzon. Tapi mereka diancam Kemal akan dibunuh dan dihukum gantung. Akhirnya Majelis
Raya Nasional menggelar sidang pada tanggal
01 Maret 1924 selama tiga hari untuk mensikapi adanya dualisme pemerintahan di Ankara dan Istambul.
Terjadi perdebatan alot dan sengit karena Mustafa Kemal
sebagai pimpinan majelis terang-terangan
hendak menghapus kekhilafahan Islam yang dipimpin Khalifah Abdul Majid II di Istambul. Dan tepat
pada pagi hari tanggal 03 Maret 1924, Majelis Nasional mengumumkan telah menyetujui penghapusan khilafah dan
pemisahan agama dari urusan-urusan negara. Malamnya, Khalifah Abdul Majid II diusir dari
rumah kediamannya atas perintah Mustafa Kemal.
Khalifah dipaksa masuk mobil dan dibawa melintasi perbatasan negara menuju
Swiss.
Kemudian diturunkan dengan dibekali satu kopor berisi
beberapa potong pakaian dan sejumlah
uang. Dengan demikian, Mustafa Kemal telah berhasil memenuhi persyaratan
Curzon, Menteri Luar Negeri Inggris saat
itu, untuk mendapatkan pengakuan atas kemerdekaan Turki. Di Gedung Parlemen Inggris, Curzon
menyatakan, “…Turki telah dihancurkan dan tidak akan pernah bangkit lagi, karena kita telah
menghancurkan kekuatan spiritual mereka, yaitu Khilafah dan Islam…”
Driser, pasca runtuhnya khilafah, tidak ada lagi yang
menjaga dan melindungi kaum muslimin
dari serangan ideologi kufur. Akibatnya mayoritas umat Islam terkontaminasi oleh pemikiran-pemikiran yang merusak. Nyawa
dan kehormatan kaum muslimin sama sekali
nggak berharga. Dimana-mana umat Islam dibantai tanpa ada yang bisa
mencegahnya. Padahal jumlah kaum
muslimin di dunia ada semilyar! Semilyar tapi bagai buih yang terombang-ambing lautan. Nah, D'Riser jangan
leha-leha. Masalah besar ini adalah masalah kita bersama.
Seluruh umat Islam mempunyai tanggung jawab untuk
memperbaiki kondisi umat yang sangat
terpuruk. Termasuk kita para remaja pemegang tongkat estafet kebangkitan Islam.
Makanya nggak usah ragu. Saatnya kita
bergabung dengan barisan pejuang khilafah untuk menyambut kebangkitan Islam jilid kedua.
Yuk![]
Tidak ada komentar