Diskon Menggoda Belanja Menggila
DISKON 70%..!”, “DISKON SUPER BIG SALE”. Tulisan dalam spanduk, poster, hingga banner ini terpajang
gencar Dmenghiasi pusat perbelanjaan di
penghujung tahun kemaren. Tak ayal,
promo ini memancing nafsu belanja kaum hawa.
Jiwa sophaholicnya mendadak keluar menguatkan kedua kakinya untuk window shopping berlama-lama.
Meski belum tentu beli, tapi cukup betah
memanjakan mata melototin produk-produk
fashion, kosmetik, hingga aksesoris busana yang didiskon gila-gilaan.
Think Smart! Driser, coba deh tarik napas dalam-dalam dan
keluarkan perlahan-lahan biar lebih
rileks ngeliat godaan diskon yang seksi.
Udah bawaan orok, kalo tukang jualan mesti pinter-pinter menggiring pembeli untuk menyerap produk yang ditawarkannya. Salah satu teknik ampuh yang
dipake adalah diskon dan limitation. Yup, limitation alias pembatasan waktu diskon
bikin pembeli untuk berpikir cepat dan
terkadang nggak realistis. Akal sehatnya
ketendang olah jiwa konsumtif akibat pancingan diskon. Tak heran ketika sebuah promo banting
harga BB Bellagio pada bulan November
2011 Pacific Place lalu berhasil memancing
antusias ribuan orang.
Ngga tanggung-tanggung, di hari yang telah ditentukan, sebelum
detik-detik peluncuran obralnya,
orang-orang udah ngantri panjaaaang banget. Ngalah-ngalahin antrian orang yang
mendapat zakat. Tua muda, lelaki maupun
perempuan bela-belain datang demi obral mantap HP bermerek tersebut. Trus??? Yahh,,, namanya
juga orang udah pada laper bin nafsu
pengen belanja, antrian tersebut berujung pada musibah. Banyak yang dehidrasi dan
terinjak-injak di tengah kerumunan
tersebut. Nyaris berujung pada kematian. Semua demi apa??? Ngga lebih demi sebuah
telepon genggam yang ngga lebih penting
dari nyawa manusia! Need or Want?!
Driser, penting banget bagi kita untuk memahami perbedaan antara need dan want. Kekeliruan
dalam membedakan antara need dan want
ini bikin kita salah sikap dalam
berbelanja. Need adalah kebutuhan hidup manusia yang sifatnya terbatas terdiri dari kebutuhan
jasmani (hajatul 'udhowiyah) seperti
makan, minum, tidur, atau buang air; dan kebutuhan naluri (hajatul gharaaiz) seperti
rasa takut, rasa cinta, popularitas,
atau spiritual. Jika kebutuhan jasmani tidak segera dipenuhi, akan berujung pada kematian.
Sedangkan tidak adanya pemenuhan
kebutuhan naluri hanya berakibat pada
kegelisahan. Sementara want adalah keinginan manusia yang sifatnya tidak terbatas untuk melengkapi
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Nah, dalam soal belanja, tukang jualan
mempermainkan akal sehat kita
seolah-olah keinginan adalah sebuah kebutuhan.
Hal ini diperkuat dengan gencarnya iklan di media massa yang
membakar jiwa konsumtif remaja. Seolah
kalo gak punya ponsel atau HP-nya jadul,
itu cupu. Kalo ketinggalan trend fashion, terkucil dari pergaulan. Jadi saat ngeliat
ponsel baru yang didiskon gokil-gokilan
atau window shopping trend fashion yang lagi
banting harga, kita ngerasa harus segera membeli atau mati! Padahal jelas, produk ponsel, sepatu
atau baju baru yang dibandrol diskon,
bukan kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Kalo kita udah punya baju, sepatu, ponsel yang
masih berfungsi dan layak pakai, ngapain
sih berbuat boros bela-belain beli yang baru??
Allah swt ngingetin kita dalam firman-Nya: “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu
secara boros (tabzir).
Sesungguhnya pemboros itu adalah saudara syetan” (Qs. Al-Isra 26-27) Dari ayat di atas,
gamblang banget bentuk kebencian Allah
pada orang yang hura-hura, hambur sana-sini, sampai-sampai Allah mencap orang
model begitu sebagai saudara syetan.
Kondisi ini yang dikehendaki oleh musuh-musuh Islam yang menguasai media massa dan pusat-pusat
perbelanjaan. Agar remaja muslim
konsumtif, loyal ngeluarin duit, perhatiannya
tersedot ke belanja produk baru dan trend, sehingga produktifitasnya untuk kebangkitan
islam terkikis hingga menyentuh titik
nol. So, kalo belanja cukup seperlunya. Bukan
semaunya! [Alga Biru]
Tips Belanja Cerdas
Supaya kita ngga kebablasan saat belanja, ada baeknya kita
ikutin tips berikut ini. Cekidot!
1. Buat daftar belanjaan Sebelum belanja, catatlah
barang-barang apa saja yang benar-benar ingin
dibeli. Kalau perlu beserta dengan tipe dan kisaran harganya. Ini penting untuk mencegah diri kita tergiur pada
hal lain yang belum tentu diperlukan.
Yang ujungnya bikin kita nyesel setelah dibeli.
2. Bawa uang seperlunya Meskipun kantong lagi gembul, cukup
bawa uang seperlunya. Buat ngerem nafsu
belanja yang gak ketulungan dan juga mencegah dari tindakan kriminal seperti copet atau
perampokan.
3. Pergi bersama Ibu/Kakak Pergilah bersama rekan yang mampu
mengingatkan jiwa shopaholic kita yang
kadang kambuh. Bilang pada mereka:”entar kalau saya mulai pengen belanja yang ngga penting, tolong
diingetin ya. Kalau perlu dicubit pake
gegep”. Hehe
4. Tidak membawa atau menggunakan kartu kredit Jangan
sekali-kali membawa kartu kredit selama berbelanja. Salah satu mudhorotnya, kita akan tergoda untuk
menggunakannya dan tanpa sadar sudah
menghabiskan ratusan bahkan jutaan rupiah untuk memuaskan nafsu belanja. Ketika tagihan kartu
kredit datang, baru deh kelabakan. [Alga
Biru]
Tidak ada komentar